Keislaman

Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah

Sabtu, 31 Mei 2025 | 13:00 WIB

Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah

Ilustrasi bulan Dzulhijjah. (Foto: NU Online)

Menjelang Idul Adha 2025 umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk di antaranya dengan ibadah puasa. Di momen ini, tiga puasa yang paling utama adalah puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.

 

Lantas, kapan jadwal puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah dilaksanakan?

 

Berdasarkan keputusan resmi hasil sidang isbat Kemenag, 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Karena itu, umat muslim sudah bisa mulai menjalankan puasa Dzulhijjah mulai hari Rabu ini, hingga 9 hari ke depan. Sedangkan untuk puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilaksanakan pada Rabu-Kamis, tanggal 4-5 Mei 2025

 

Untuk Hari Raya Idul Adha 1446 H sendiri, akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Pada hari ini, umat muslim sudah diharamkan untuk berpuasa hingga 3 hari setelahnya (Hari Tasyrik).

 

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

 

Pada hari-hari pada sepuluh (pertama) bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah, seperti puasa. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 

مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ

 

Artinya: Diriwayatkan Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah". Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda, "Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid". (HR Bukhari).

 

Hadis ini menekankan pentingnya meningkatkan berbagai amal ibadah selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Di masa ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak aktivitas keagamaan seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bertasbih, menjalin silaturahim, dan menjalankan puasa.

 

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan terkait hadis ini:

 

وَالَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ السَّبَبَ فِي امْتِيَازِ عَشْرِ ذِي الحِجَّةِ لِمَكَانِ اجْتِمَاعِ أُمَّهَاتِ العِبَادَةِ فِيهِ، وَهِيَ الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالحَجُّ، وَلَا يَتَأَتَّى ذَلِكَ فِي غَيْرِهِ.

 

Artinya: "Dan yang tampak (jelas) bahwa sebab keistimewaan sepuluh hari pertama tersebut disebabkan pada hari itu terkumpul ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Sesuatu yang tidak ditemukan di bulan (waktu) selainnya. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, [Mesir, Darul Kitab Salafiyah, Tahun 2010 M], juz 2, hlm. 459).

 

Sedangkan puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah, yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya. Adapun tentang keutamaan puasa Arafah, didasarkan pada hadits berikut ini:

 

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

 

Artinya: Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah).

 

Syekh Zakariya Anshari juga menjelaskan terkait keutamaan puasa Arafah ini dalam kitabnya Asnal Mathalib:

 

(فَصْلٌ يَوْمُ عَرَفَةَ) وَهُوَ تَاسِعُ ذِي الْحِجَّةِ (أَفْضَلُ الْأَيَّامِ) لِأَنَّ صَوْمَهُ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ كَمَا يَأْتِي بِخِلَافِ غَيْرِهِ وَلِأَنَّ الدُّعَاءَ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْهُ فِي غَيْرِهِ وَلِخَبَرِ مُسْلِمٍ «مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ» وَأَمَّا قَوْلُهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ» فَمَحْمُولٌ عَلَى غَيْرِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِقَرِينَةِ مَا ذُكِرَ (وَيُسْتَحَبُّ لِغَيْرِ الْحَاجِّ صَوْمُهُ) لِخَبَرِ مُسْلِمٍ «صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ

 

Artinya: Hari Arafah, yakni tanggal 9 Dzulhijjah adalah hari yang paling utama, karena puasa pada hari itu dapat menghapus dosa selama dua tahun, sebagaimana akan dijelaskan, berbeda dengan hari-hari lainnya. Juga karena doa pada hari itu lebih utama dibandingkan doa di hari-hari lain, berdasarkan hadits riwayat Muslim: “Tidak ada hari di mana Allah paling banyak membebaskan hamba dari neraka dibandingkan dengan Hari Arafah.”

 

Adapun sabda Nabi SAW: “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat". Maka itu ditafsirkan berlaku selain Hari Arafah, berdasarkan dalil yang telah disebutkan sebelumnya.

 

Disunnahkan bagi orang yang tidak berhaji untuk berpuasa pada hari tersebut, berdasarkan hadits Nabi Saw riwayat Muslim: “Puasa Hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (Zakaria Al-Anshari, Asnal Mathalib, [Maktabah Syamilah], juz 2, hlm. 430).

 

Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah

Waktu niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah sama seperti puasa pada umumnya, dimulai pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar. Adapun lafal niatnya sebagaimana berikut.

 

Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai sebelum terbitnya fajar. Berikut adalah lafal niatnya:  

1. Niat puasa 1-7 Dzulhijjah

 

   نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

 

Nawaitu shauma syahri dzilhijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  

 

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala.”

 

2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

 

 نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.

 

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'ala.”

 

3. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

 

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

 

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'ala.”

 

Niat Puasa Siang Hari

Bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat puasa Tarwiyah dan Arafah ketika siang hari:

 

1. Niat Puasa Tarwiyah siang hari

 

 نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

 

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'ala.”

 

2. Niat puasa Arafah siang hari

 

 نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

 

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'ala.”

 

Demikianlah, keterangan terkait keutamaan serta panduan puasa Tarwiyah dan Arafah. Semoga kita sebagai umat Islam bisa meningkatkan kualitas ibadah kita pada bulan istimewa ini.