Tapal Kuda

Pesantren Asy-Syarifiy Lumajang Adakan Goes Abroad ke Luar Negeri

Senin, 3 Februari 2025 | 18:00 WIB

Pesantren Asy-Syarifiy Lumajang Adakan Goes Abroad ke Luar Negeri

Santri Pondok esantren Asy-Syarifiy Lumajang saat menjalani program Goes Abroad di Singapura. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Asy-Syarifiy Desa Pandanwangi, Tempeh, Lumajang, kembali mengadakan program unggulan tahunan bertajuk "Asy-Syarifiy Goes Abroad". Kali ini, sebanyak 25 santri akan menjalani program ke luar negeri, yaitu Singapura dan Malaysia.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syarifi, Gus Zadul Ma'ad, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mencetak dan memperluas wawasan santri dalam skala internasional atau global, serta menanamkan budaya disiplin seperti yang diterapkan di negara tujuan.

 

"Juga tentunya memberikan pengalaman mengajar bagi santri tahfidz melalui program Amaliyah Tadris di lembaga milik PCINU Malaysia," ujarnya kepada NU Online Jatim, Senin (03/02/2025)

 

Dirinya menyebutkan, selama di luar negeri, para santri mengikuti berbagai kegiatan. Di antaranya kunjungan ke Sekolah Indonesia Singapura (SIS), landmark terkenal di Singapura, menghadiri Sunnah International Convention di Perlis Malaysia, serta melakukan studi banding ke berbagai lembaga pendidikan.

 

"Seperti Ma’had Annabawiy, Ma’had Madinatul Huffadz, Universiti Malaya (UM), Islamic International University Malaysia (IIUM), dan Sanggar Belajar (SB) PCINU Malaysia," terangnya.

 

Selain itu, enam santri terpilih dari kelas 11 dan 12 SMK & MA Excellent Asy-Syarifiy yang memiliki hafalan minimal 10 juz mendapatkan kesempatan untuk mengajar dalam program Amaliyah Tadris di lembaga NU Malaysia. Akan tetapi santri yang mengikuti program ini harus memenuhi kriteria ketat.

 

"Antara lain hafal minimal 3 juz Al-Qur’an, mengikuti program LPBA (Lembaga Pengembangan Bahasa Asing), serta masuk dalam 10 besar di sekolah. Khusus peserta Amaliyah Tadris, mereka harus memiliki hafalan minimal 5 juz, dengan mayoritas peserta memiliki hafalan 15-20 juz," tegasnya.

 

Gus Ma'ad berharap, program ini dapat menanamkan mindset daya saing internasional bagi para santri sehingga meningkatkan wawasan serta kepercayaan diri mereka.

 

"Meskipun berasal dari pesantren di desa, mereka tetap memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam skala global," pungkasnya.

Para santri putri Pondok Pesantren Asy-Syarifiy saat di Universiti Malaya. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Diketahui, program "Asy-Syarifiy Goes Abroad" ini berlangsung dalam dua durasi. Pertama, selama 12 hari, yaitu 21 Januari sampai 2 Februari 2025. Kedua, kegiatan selama 1 bulan dari 21 Januari sampai 19 Februari 2025.