Pasuruan, NU Online Jatim
NU Online Jatim kembali menggelar pelatihan jurnalistik, Sabtu (14/08/2021). Kegiatan adalah pertemuan kedua dari empat kali yang dijadwalkan. Bahasan kali ini adalah teknik menulis berita.
Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom Cloud Meetings ini diikuti puluhan peserta partisipan yang tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Dalam paparannya, Romza selaku narasumber yang juga merupakan Redaktur Pelaksana NU Online Jatim menyampaikan bahwa ada enam nilai di mana salah satunya wajib ada di setiap penulisan berita. Keenam tersebut yaitu trending, aktual, menarik, penting, aneh, dan nyata yang ia singkat menjadi TAMPAN untuk memudahkan peserta mengingatnya.
“Trending itu sesuatu yang sedang menjadi perbincangan publik dan belum tentu merupakan informasi yang baru. Kadang ada informasi yang sudah 20 tahun lalu, tetapi baru ramai di sosial media sekarang,” jelas Romza.
Setelah menyampaikan keseluruhan materi, pria kelahiran Sumenep yang kini tinggal di Jombang tersebut meminta peserta untuk mengolah dan mengembangkan hasil liputan yang telah disiapkan menjadi sebuah berita.
Peserta terlihat antusias mengerjakan tugas tersebut. Terbukti beberapa saat setelahnya peserta atas nama Ibnu Abbas langsung mengirimkan hasil tulisannya di kolom chat Zoom Meetings dan disusul oleh enam peserta lain.
Pemateri pun dengan sigap melakukan evaluasi tulisan yang mana dapat menjadi bahan belajar penulis juga peserta lain. Baik koreksi dari tanda baca, karakter tulisan, minimal dan maksimal jumlah kata pada judul, dan sebagainya.
Di akhir paparan, pemateri kembali menekankan tentang pentingnya kutipan di setiap berita. Ia mencontohkan langsung bagaimana penulisan kutipan yang benar dan siapa saja yang dapat menjadi rujukan narasumber saat sedang meliput suatu peristiwa.
“Peserta bisa membuat berita dengan perspektif yang berbeda,” pesan aktivis Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jombang tersebut.
Dirinya kemudian mencontohkan kegiatan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) memberikan santunan anak yatim. Maka yang diambil adalah dari sisi penerimanya.
“Bagaimana kondisi anak yatim tersebut itu narasikan,” tandas dia.
Penulis: Diana Putri Maulida
Editor: Syaifullah
