• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Tapal Kuda

Rais NU Lumajang Ajak Alumni Pesantren Bentengi Akidah Warga

Rais NU Lumajang Ajak Alumni Pesantren Bentengi Akidah Warga
Rais PCNU Lumajang, KHR Husni Zuhri. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)
Rais PCNU Lumajang, KHR Husni Zuhri. (Foto: NOJ/ Sufyan Arif)

Lumajang, NU Online Jatim

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, KHR Husni Zuhri mengajak para alumni pesantren untuk kompak membentengi akidah warga dari paham di luar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyyah. Menurutnya, alumni pesantren hendaknya Bersatu tanpa membeda-bedakan asal pesantrennya dan menguatkan koordinasi untuk tujuan mulia tersebut.


"Jadi, saya rasa ketika semua kompak, maka tidak ada lagi yang namanya kekurangan guru ngaji untuk warga di sini yang terdampak erupsi Semeru," jelasnya saat acara doa bersama peringatan 100 hari korban erupsi Semeru. Kegiatan itu dipusatkan di Masjid Nurul Huda Sumbersari Supiturang Pronojiwo Lumajang, Sabtu (19/03/2022).


Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang tersebut menambahkan, di daerah Pronojiwo khususnya Supiturang, banyak alumni dan ratusan santri yang mondok di pesantrennya dan pesantren lainnya di Jawa Timur. Sehingga perlu bergandengan tangan bersama untuk kebutuhan rohani para korban erupsi Semeru di masa pemulihan saat ini.


"Harapan kita semuanya supaya tetap satu barisan dan satu tujuan untuk NU dan mencarai ridla Allah fii soffin wahid fii kalimatin wahidah (satu barisan dan satu suara)," tegas Kiai Husni.


Lebih lanjut, Kiai Husni mencoba dan menegaskan ke-NU-an dari para Nahdliyin yang hadir. Ia pun meminta para alumni pesantren dan warga NU semakin menghidupkan syiar-syiar ke-NU-an di masjid dan mushala, semisal puji-pujian sebelum shalat dengan memakai pengeras suara.


"Saya tes sekarang, siapa kita, NKRI, Pancasila," ucap Kiai Husni dengan spontan Nahdliyin menjawab pertanyaan siapa kita dengan jawaban NU, NKRI harga mati, Pancasila Jaya dengan kepalan tangan.


Kiai Husni pun memberi ijazah bacaan apa saja yang hendak dibaca sebelum shalawat yang harus digencarkan sebagai syiar.


"Semuanya ketika menjelang Shalat Mahgrib baca istighfar yang keras bersama-sama, sewaktu Isya baca shalawat agar musibah ini tidak diturunkan, kalau turun agar diberi keselamatan. Ini ketika dibaca bersama sama insyaallah setannya mundur takut dangan istighfar," tandasnya.


Tapal Kuda Terbaru