Rektor ITSNU-STAIS Pasuruan Berharap Kiprah IPNU-IPPNU
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 07:00 WIB

Kegiatan maulid dan hari santri yang digelar PKPT IPNU-IPPNU ITSNU-STAIS Pasuruan. (Foto: NOJ/Makhfud)
Makhfud Syawaludin
Kontributor
Pasuruan, NU Online Jatim
Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama-Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin (ITSNU-STAIS) Pasuruan merupakan kampus yang beda dari kampus lain yang hanya menginginkan mahasiswanya memiliki kecerdasan, intelektual dan skill yang baik.
Kampus ini merupakan perguruan tinggi yang memadukan antara kehidupan mahasiswa dan pesantren. Sehingga, mereka bukan hanya dituntut memiliki kecerdasan tinggi dan keahlian mumpuni sebagaimana mahasiswa biasa. Namun juga dituntut untuk memiliki akhlak yang baik sebagaimana seorang santri di pesantren.
Oleh karena itu, Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) kampus setempat mengadakan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan juga dalam rangka memperingati Hari Santri 2020 sebagai upaya menumbuhkan jiwa santri bagi mahasiswa.
Acara yang digelar Kamis (22/10/2020) tersebut diadakan di aula KH Ahmad Jufri, kompleks perkantoran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan. Kegiatan dihadiri ratusan mahasiswa dari internal kampus serta mahasiswa se-Pasuruan Raya dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Acara turut dihadiri jajaran pimpinan kampus ITSNU-STAIS Pasuruan serta Gus Haidar Hafidz Al Munjidi yang didaulat sebagai pembicara utama.
Dalam sambutannya Abu Amar Bustomi selaku Rektor ITSNU-STAIS Pasuruan menyampaikan harapannya terhadap mahasiswa-mahasiswi di Pasuruan khususnya kader PKPT IPNU-IPPNU di kampusnya. Yakni supaya ke depannya selalu dapat memberi manfaat terhadap lingkungan sekitar terutama bagi masing-masing perguruan tinggi.
“Saya berharap IPNU-IPPNU ITSNU-STAIS Pasuruan tetap menjadi pembawa berkah bagi kampus yang selalu ditunggu-tunggu aksinya,” katanya.
Gus Haidar Hafidz Al Munjidi mengungkap dan menerangkan puisi resolusi jihad 22 Oktober NKRI harga mati. Juga NU sampai mati dari KH M Hasyim Asy’ari yang diorasikan oleh Bung Tomo untuk membakar semangat juang santri dan Arek-arek Surabaya.
“Hal itu membuat Jendral Mallaby tewas pada pertempuran 10 November oleh arek-arek Surabaya. Andai resolusi jihad tidak ada, maka mungkin saja hari pahlawan 10 November tidak akan terjadi,” ungkap Gus Haidar, panggilan akrabnya.
Sedangkan tujuan diadakan kegiatan tidak lain merupakan wujud pengawalan PKPT IPNU-IPPNU ITSNU-STAIS Pasuruan. Yaitu, untuk mewujudkan mahasiswa berjiwa santri dan meneladani Nabi Muhammad.
“Kami siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita kampus, yaitu menjadi mahasiswa yang berjiwa santri,” kata Saiful Akbar, Ketua PKPT IPNU ITSNU-STAIS Pasuruan.
Editor: Syaifullah
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Hj Djamilah Ibunda Ning Jazil Ploso Kediri Wafat
2
Profil Nyai Hj Djamilah Hamid Baidlowi, Ibunda Ning Jazil Ploso
3
Almarhumah Nyai Hj Djamilah Dimakamkan Esok Hari di Komplek Masjid Jami Lasem
4
Innalillahi, Gus Alamuddin Dimyati Rois Wafat Usai Kecelakaan di Tol Pemalang
5
Khutbah Jumat: 5 Golongan Manusia Dikhawatirkan Meninggal Su’ul Khatimah
6
Inilah 4 Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah, Cek Penjelasannya
Terkini
Lihat Semua