• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Tapal Kuda

Wujud Pengabdian, Ketua LP Ma'arif NU Pasuruan Sebut Guru Harus Kaffah

Wujud Pengabdian, Ketua LP Ma'arif NU Pasuruan Sebut Guru Harus Kaffah
Pendidikan. (Foto: NOJ/NU Online)
Pendidikan. (Foto: NOJ/NU Online)

Pasuruan, NU Online Jatim

Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Kota Pasuruan Ahmad Mudhofir Tri Wahyudi mengatakan, pendidikan harus tanggap terhadap perubahan zaman. Proses belajar-mengajar sebagai bentuk transfer ilmu juga harus selalu baru. Apabila tidak demikian, maka peran guru sangat mungkin tergantikan oleh teknologi.

 

Pendidikan di Kota Pasuruan, menurut Dhofir, sudah cukup responsif dan adaptif terhadap dinamika kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Dirinya menilai, Kota Pasuruan terjadi perbaikan kualitas pendidikan yang cukup signifikan. Mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidiknya, sarana dan prasarana sekolah, serta masih banyak lagi.

 

“Di Kota Pasuruan loncatannya sudah luar biasa bagus. Guru semakin paham harus melakukan apa agar (anak-anak) bersekolah itu menyenangkan, tidak kalah dengan gadget,” imbuh Dhofir.

 

Dhofir menambahkan, tugas guru menjadi semakin kompleks di era sekarang. Zaman mengharuskan para guru serba bisa dan kaffah. Sebab, sejatinya guru ialah wujud nyata dari sebuah pengabdian.

 

“Persaingan sekarang semakin ketat sehingga harus mengikuti perubahan. Guru harus adaptif, bisa menyesuaikan, dan tidak tertinggal. Tugas dan peran guru itu kaffah,” ujar dia, Senin (29/05/2023).

 

Dhofir lantas mengatakan bahwa pendidikan sekarang tidak hanya menitikberatkan pada penilaian kognitif saja. Kurikulum yang mengacu pada profil pelajar pancasila lebih terbuka dan mendukung berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Dalam hal ini, peran guru sangat dibutuhkan untuk meyakinkan murid akan potensi yang dimiliki masing-masing.

 

“Dulu terjebak pada ranah kognitif. Padahal kecerdasan itu bisa juga berupa skill atau psikomotorik yang tinggi. Ada anak yang jago catur menang sampai provinsi, tapi di sekolah nilainya jelek. Itu kan termasuk prestasi,” katanya.

 

Dirinya berpesan agar tercipta iklim komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua atau wali siswa.

 

"Sebab, untuk mencetak murid yang juga kaffah, dibutuhkan pula dukungan dari berbagai pihak. Keterlibatan para orang tua juga tidak kalah penting," pungkasnya.


Tapal Kuda Terbaru