
Khaizuran adalah sosok yang demikian berjasa sehingga maulid Nabi Muhammad diperingati hingga kini. (Foto: NOJ/JNk)
Syaifullah
Penulis
Meriahnya perayaan maulid Nabi Muhammad SAW hingga saat ini tidaklah datang tiba-tiba. Ada sosok di balik sukses sehingga peringatan maulid Nabi dapat diselenggarakan demikian meriah hingga kini. Orang tersebut adalah Khaizuran.
Seperti disampaikan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015) bahwa perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah dirayakan oleh masyarakat muslim sejak tahun kedua hijriah. Dalam kitabnya, Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa, Nuruddin Ali mengemukakan bahwa seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari amirul mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid. Dia datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan maulid Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.
Artikel diambil dari: Khaizuran, Sosok di Balik Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk untuk merayakan maulid di rumah-rumah mereka.
Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra). Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar teladan ajaran dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan pemikiran memang banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur, hingga situs-situs sejarah. Khaizuran merupakan salah satu sosok yang mempunyai perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-situs sejarah peninggalan Nabi. Termasuk memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW.
Tradisi maulid di Tanah Air juga beragam. Misal di Sulawesi Selatan yang merayakan maulid dengan cara yang unik. Perayaan maulid tersebut dinamakan Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Bahkan dirayakan lebih ramai dari hari raya Idul Fitri.
Terpopuler
1
Konflik Iran-Israel, Gus Nadir Serukan Kembali Memanusiakan Kemanusiaan
2
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
3
GP Ansor Jatim Dukung Kegiatan Namen Ben Molong untuk Ketahanan Pangan
4
GP Ansor di Bangkalan Gerakkan Pertanian Mandiri Lewat Namen Semangka ben Molong Cabe
5
Unisma Gelar Wisuda ke-76, Dorong Alumni Ciptakan Lapangan Kerja
6
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
Terkini
Lihat Semua