Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Madura

Isyarat Syaikhona Cholil Bangkalan saat Kiai Abdul Adzim Diminta Menjadi Pengurus NU Jatim

Kiai Abdul Adzim. (Foto: NOJ/Deki)

Sumenep, NU Online Jatim

KH Abdul Adzim Cholili, Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menceritakan sejarah awal bergabung ke organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ada banyak perintah yang ia peroleh, mulai pesan KH Maimoen Zubair Rembang hingga Isyarat Syaikhona Cholil Bangkalan.


Hal itu disampaikan pada acara Istighatsah Kubro dan Ijazah Ratib Syaikhona Cholil Bangkalan yang diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep dan dipusatkan di Gedung Islamic Center, Batuan, Sumenep, Ahad (28/8/2022).


"Alhamdulillah kita semua diberikan keinginan dan kesempatan untuk bergabung di jam'iyah yang didirikan oleh para auliya, para ulama Al-Muhlisin. Semoga kita masuk dalam rombongannya para ulama khususnya muassis NU mulai dari dunia hingga nanti dinanti di pintu surga," katanya.


Kiai Adzim menceritakan awal mula bergabung di kepengurusan PWNU Jatim. Ia mengaku sempat kaget dan bingung saat mendapatkan pesan singkat dari Kiai-kiai sepuh untuk bergabung di kepengurusan.


"Saya tidak mengetahui siapa yang menunjuk saya menjadi Wakil Rais PWNU Jatim. Saya kaget karena dicalonkan mendampingi NU Jatim," jelasnya.


Namun, Kiai Adzim kembali teringat KH Maimoen Zubair ketika mondok di Al-Anwar Rembang. Kiai Adzim pernah dititipkan beberapa pesan, mulai dari menyebut dirinya akan menjadi kiai hingga meminta menjadi kiai yang seperti anak ke orang tua dalam mendampingi jamaahnya.


"Saat itu saya ingat di waktu mau pamitan dari Pesantren Al-Anwar serang rembang. Saat bersalaman dengan KH Maimoen Zubair ia berpesan banyak hal, salah satu pesannya mengatakan 'Gus sampean bakal jadi kiai'. Pesannya kalau jadi kiai jangan seperti pemerintah terhadap rakyatnya. Tapi jadilah seperti orang tua ke anaknya. Perbanyak doanya, selalu baik hati dan ngopeni," ujarnya.


Menurut Pengasuh Pesantren Alfalah Al-Cholili Kepang, Bangkalan itu, Kiai Maimoen juga meminta dirinya untuk tidak ikut-ikutan berpolitik. Di NU ia hanya diminta untuk mendampingi tidak harus menjadi pengurus. Tapi kalau NU yang butuh, Kiai Maimoen mewajibkan Kiai Adzim untuk patuh.


"Singkat cerita, waktu itu pelantikan PWNU Jatim sudah semakin dekat. Untuk datang ke Kiai Maimoen Zubair meminta restu sepertinya tidak memungkinkan karena jarak yang jauh dari tempat tinggal saya di Bangkalan," ucapnya.


Kemudian, Kiai Adzim teringat awal mula para ulama ingin mendirikan NU. Alasannya, saat itu ulama dan kiai seluruh Indonesia bingung takut sampai wahabi jadi pengganggu di Indonesia. Para ulama itu datang ke Syaikhona Cholil Bangkalan untuk meminta izin mendirikan organisasi jam'iyah yang diberi nama Nahdlatul Ulama.


Belajar dari itu, Kiai Adzim juga mengambil inisiatif untuk meminta santrinya beristikharah mohon petunjuk ke Syaikhona Cholil. Isyarat Syaikhona Cholil meminta Kiai Adzim untuk maju bergabung di kepengurusan PWNU Jatim.


"Istikharah saya didatangi oleh syaikhona Cholil, beliau berkata salam kepada Abdul Adzim jangan sampai mundur maju terus. Ini suatu bukti bahwa NU merupakan organisasi jam'iyah yang diridhoi oleh Syaikhona Cholil," pungkasnya.

Moh. Khoirus Shadiqin
Editor: Risma Savhira

Artikel Terkait