Matraman

Alumni Tremas Ungkap Kiprah KH Hamid Dimyathi dalam Reformasi Pendidikan

Sabtu, 19 April 2025 | 11:00 WIB

Alumni Tremas Ungkap Kiprah KH Hamid Dimyathi dalam Reformasi Pendidikan

Iip Dzulkifli Yahya, alumni Pondok Tremas saat acara Kopi Dharmo TV9 Nusantara. (Foto: NOJ/Tangkap Layar)

Pacitan, NU Online Jatim

Sosok KH Hamid Dimyathi, pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan pada era 1934-1948, dikenang sebagai tokoh sentral yang melakukan reformasi pendidikan di pesantren tertua Jawa Timur tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Iip Dzulkifli Yahya, alumni Pondok Tremas, dalam acara Kopi Darmo TV9 Nusantara bertajuk "KH Hamid Dimyathi: Menghadirkan Semangat Perlawanan Yang Abadi".

 

Iip menuturkan, di bawah kepemimpinan Kiai Hamid, Pondok Tremas mengalami kemajuan signifikan dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah dimulainya tradisi perpustakaan bagi santri, yang kala itu disebut-sebut sebagai perpustakaan pesantren terlengkap di Jawa Timur. Selain itu, Kiai Hamid juga dikenal efektif dalam memotivasi santri untuk berbahasa Arab dalam percakapan sehari-hari, meski tidak diwajibkan secara formal.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

"Metodenya simpel tapi efektif. Kiai Hamid hanya mau bercakap-cakap dengan bahasa Arab dengan santrinya. Jadi, kalau santri ingin tahu atau berdiskusi dengan beliau, mau tidak mau harus menggunakan bahasa Arab," terang Iip, dikutip dari kanal YouTube TV9 Nusantara, Jum’at (18/04/2025).

 

Lebih lanjut, Direktur Media Center PWNU Jawa Barat tersebut mengisahkan Setelah kemerdekaan, Kiai Hamid terpilih menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang merupakan cikal bakal DPR RI. Ia berhasil menemukan bukti otentik dari dokumen Belanda dan buku sejarah KNIP yang membenarkan keterlibatan Kiai Hamid dalam lembaga tersebut.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

"Beliau adalah alumni pelatihan ulama pada masa pendudukan Jepang. Para alumni pelatihan ulama inilah yang kemudian menjadi para pengurus Masyumi di daerah-daerah, termasuk Kiai Hamid," ungkapnya.

 

Tragisnya, Kiai Hamid menjadi korban keganasan PKI pada bulan Oktober 1948 di Tirtomoyo. Dirinya mengutip berita dari Harian Merdeka yang menyebutkan nama Kiai Hamid sebagai salah satu dari 56 jenazah yang ditemukan di Tirtomoyo yang dibunuh oleh PKI.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Meski wafat dalam peristiwa tragis, legasi Kiai Hamid sebagai pendidik tetap hidup melalui para alumninya yang berkiprah di tingkat nasional. Di antaranya adalah Prof. Mukti Ali (mantan Menteri Agama) dan KH. Abdurrahman Badawi (mantan Ketua PP Muhammadiyah). Bahkan, KH. Ali Ma'ruf dan KH. Mahfudz, yang pernah menjadi guru bagi tiga Ketua Umum PBNU, juga merupakan santri senior Kiai Hamid.

 

Kisah KH. Hamid Dimyathi ini menjadi pengingat akan pentingnya peran ulama pesantren dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa, serta warisan reformasi pendidikan yang terus menginspirasi hingga kini.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

"Dari Tremas, di bawah didikan Kiai Hamid, bisa lahir tokoh Islam tingkat nasional, bahkan ada yang menjadi Ketua Umum PBNU sekaligus Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ini tidak semua pesantren bisa menghasilkan alumni seperti itu," tandas Iip.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND