Dema Amali Ungkap Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Islam
Ahad, 15 Desember 2024 | 08:00 WIB
Kediri, NU Online Jatim
Ketua Majelis Pengawas Dewan Mahasantri Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Dema Amali), Khomad Subekhi, memaparkan berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi pendidikan tinggi Islam saat ini, khususnya di lingkungan ma’had aly.
Ia mengatakan, salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah menjaga relevansi pendidikan Islam dengan kebutuhan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai fundamental agama. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan ilmu-ilmu keislaman (turats) dengan kemampuan untuk menjawab tantangan zaman.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Orientasi pada pasar kerja memang penting, namun tidak boleh mengorbankan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu membentuk insan yang beriman dan bertakwa," ujar Khomad kepada NU Online Jatim, Sabtu, (14/12/2024).
Khomad mengatakan, Dema Amali memiliki peran sentral dalam mengatasi tantangan tersebut. Organisasi ini telah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di ma'had aly.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Seperti pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kapasitas mahasiswa, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak,” ucapnya.
Alumni Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan itu menambahkan, pihaknya juga terus berupaya untuk memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan mahasiswa pesantren melalui berbagai kegiatan. “Seperti kajian kitab kuning, tadarus, dan pengembangan karakter kepemimpinan," katanya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dalam konteks moderasi beragama, lanjut Khomad, Dema Amali juga berperan aktif dalam menangkal radikalisme dan intoleransi. Menurutnya, mahasiswa pesantren harus menjadi pionir dalam membangun kerukunan umat beragama
"Kami selalu menekankan pentingnya sikap toleran, terbuka, dan menghargai perbedaan," tegasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Alumni Ma'had Aly Al-Tarmasi itu berharap ke depan pendidikan tinggi Islam di Indonesia semakin berkualitas dan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkontribusi bagi bangsa.
"Mahasantri harus menjadi agen perubahan yang mampu membawa Islam Rahmatan lil ‘Alamin," pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND