Kajian Hadits Politik Kebangsaan Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pesantren yang menjadi lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia terus menjaga tradisi keilmuan Islam. Seperti yang dilakukan oleh mahasantri Ma’had Aly Lirboyo yang memiliki tradisi ilmiah di mana pada jenjang akhir setiap angkatan diwajibkan menulis buku sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmiah.

Mahasantri angkatan 2023-2024 kali ini menulis buku yang diberi judul ‘Politik Kebangsaan, Studi Interpretasi Hadis-Hadis Politik’. Di mana buku ini berisi kajian hadits seputar hadits-hadits politk.

Pada bulan September 2023 lalu, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA telah menulis buku yang berjudul ’Islam dan Politik’ yang sudah tentu coraknya adalah corak tafsir Al-Qur’an, karena ayah Najwa Shihab itu hampir semua bukunya coraknya adalah tafsir Al-Qur’an. Oleh karena itu terbitnya buku karya mahasantri Ma’had Aly Lirboyo ini sangat pas karena mengkaji seputar politik yang diteliti dari hadits Nabi Muhammad SAW.

Lebih pas lagi, buku ini dibaca pada masa politik 2024 dimana akan menjadi sangat kontekstual untuk bacaan dan membantu menjadi pencerahan atas segala kejadian politik yang terjadi dengan melihat hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

Meski dari judul terasa berat karena mengkaji hadits, mahasantri Ma’had Aly Lirboyo menuliskan dengan bahasa yang ringan sehingga mudah diphami tanpa meninggalkan aspek-aspek ilmiah.

Tema-tema baru juga disajikan dalam buku ini. Seperti larangan rasis, yang belum sepenuhnya hilang di Indonesia yang merupakan negara majemuk. Di buku ini mahasantri Ma’had Aly Lirboyo menegaskan bahwa Islam melarang keras perlakuan rasis dengan menceritakan kisah hadits ketika Nabi Muhammad SAW berjalan dengan seseorang yang berkulit hitam. Sahabat Abu Dzarr yang melihat menyapa dengan mengatakan wahai putra perempuan hitam. Mendengar perkataan sahabat Abu Dzarr, Nabi Muhammad SAW langsung menegur dengan mengatakan ‘Wahai Abu Dzarr, tidak ada keunggulan bagi anak seorang yang berkulit putih atas anak seorang yang berkulit hitam’.

Yang menarik juga adalah tentang kampaye negatif, tentuk secara spesifik tidak ditemukan hadits yang membolehkan atau melarang. Dalam buku ini hadits yang diambil adalah hadits tentang ghibah. Jika tentang ghibah tentu semua sudah paham tidak boleh, akan tetapi kampanye negatif dengan memberikan paparan negatif seorang calon atau kesalahannya beserta disertai fakta adalah dibolehkan dengan tetap memperhatikan maslahat dan mafsadahnya. Di buku ini tidak diputuskan boleh atau tidaknya kampanye negatif, hanya memberi peringatan jika melakukan kampanye negatif agar memperhatikan dampaknya.

Berbagai tokoh NU mulai dari KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU, KH Zulfa Mustofa Wakil Ketua Umum PBNU hingga Nadirsyah Hosen cendekiawan muda NU mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Materi lainnya seperti khilafah, demokrasi, formalisasi syariat, jihad, terorisme kembali dipaparkan di buku ini dengan bahasa yang mudah difahami. Teks Arab hadits atau kutipan kitab disajikan lengkap dengan harakat sehingga mempermudah pembaca umum.