Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Matraman

Tradisi Larung Sembonyo, Wujud Syukur Nelayan di Pantai Prigi Trenggalek

Tradisi larung semboyo Pantai Prigi Trenggalek. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Trenggalek, NU Online Jatim 

Banyak tradisi turun temurun yang masih di lestarikan oleh masyarakat di bulan Selo (penanggalan Jawa). Salah satunya masyarakat pesisir Pantai Prigi Trenggalek menggelar tradisi Larung Sembonyo sebagai wujud rasa syukur.


Salah satu tokoh masyarakat, Suparlan mengatakan, kegiatan larung sembonyo ini berdasarkan cerita adat dari perjuangan Raden Tumenggung Yudha Negara atau Raden Wiryo Udara. Dengan atas izin-Nya berhasil membuka daerah Prigi salah satunya.


"Mulai Pacitan, Sumbreng, Prigi sampai Sine dibuka untuk wilayah penghidupan. Ini merupakan wujud mensyukuri nikmat Allah, menghormati perjuangan Tumenggung Yudho Negara mensyukuri nikmat Allah berupa laut," ujarnya, Selasa (21/05/2024).


Menurutnya, setelah sukses membuka wilayah yang saat ini menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, ada permintaan untuk menikah dengan salah satu putri. Dimana perkawinan tersebut dilakukan di hari Senin Kliwon bulan Selo penanggalan Jawa.


"Dengan harapan laut di tahun yang akan datang ini menghasilkan ikan yang banyak, nelayannya selamat, dan semuanya berkah," terangnya.


Suparlan mengaku, yang di arak adalah hasil bumi masyarakat nelayan Pantai Prigi. Termasuk miniatur manteb yang berasal dari gedebog (pohon pisang) yang berjumlah 7 buah.


"Sesaji yang di larung nanti termasuk tumpeng agung atau tumpeng besar yang di larung untuk diperebutkan warga," ungkapnya.


Sebelum pelarungan, arak-arakan tumpeng dimulai dari kantor Kecamatan Watulimo. Iringan-iringan tumpeng diikuti oleh sesepuh, tokoh masyarakat dengan berbagai kostum kerajaan hingga adat jawa.


Usai didoakan oleh sesepuh setempat, Tumpeng Agung dan sesaji jawa yang berisi hasil bumi serta tiron manten berasal dari gedebog. Dua tumpeng tersebut digeret oleh perahu porsein yang ramai ditumpangi oleh warga.


Tepat pukul 11.20 WIB, kedua tumpeng ditarik oleh perahu langsung diikuti oleh puluhan perahu di belakangnya. Lokasi pelarungan tepat di pintu masuk Teluk Prigi yang berjarak beberapa kilo meter dari bibir Pantai Prigi.


Pantauan NU Online Jatim, puluhan perahu tersebut mencoba mendekati kedua tumpeng untuk memperebutkan. Banyak orang langsung memperebutkan dengan menceburkan diri, ada pula yang mendapatkan dari lemparan petugas yang menjaga tumpeng tersebut.

Madchan Jazuli
Editor: Yulia Novita Hanum

Artikel Terkait