Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Metropolis

Panitia Pastikan Muktamar Ke-34 NU Digelar di Empat Lokasi Terbatas

Press releas Muktamar ke-34 NU. (Foto: NOJ/NUO)

Surabaya, NU Online Jatim

Muktamar ke-34 NU kali ini digelar dalam masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, berbagai persiapan disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Berkaitan dengan teknis, Ketua Panitia KH Imam Aziz menjelaskan bahwa Muktamar ke-34 kali ini akan dilaksanakan di empat tempat.

 

"Basis penyelenggaraan Muktamar ini di Pondok Pesantren Darussa’adah, meliputi pembukaan dan pleno. Sementara acara lain, seperti sidang komisi dilaksanakan di UIN Raden Intan, Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Malahayati," katanya.

 

Ketua PBNU ini juga menegaskan komitmenya untuk menjaga protokol kesehatan. Hal ini diseriusi dengan pengurangan jumlah peserta dari tujuh orang dari setiap perwakilan wilayah, cabang, dan cabang istimewa, menjadi tiga orang. Pembagian acara ke empat tempat merupakan bagian dari untuk mematuhi protokol kesehatan.

 

“Ini sebagai gambaran bahwa muktamar ini akan mematuhi prokes dan tentu saja kita menunggu jawaban permohonan panitia dari Satgas Covid-19 nasional maupun tingkat daerah,” terangnya.

 

Sementara itu, Ketua Steering Committee (SC) Muktamar Ke-34 NU M Nuh menjelaskan, memasuki usia 100 tahun kedua,  pembahasan Muktamar Ke-34 NU didasarkan pada beberapa pertimbangan.

 

"Pertama, bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2035 mendatang. Hal ini, menurutnya, harus disiapkan mengingat mayoritas di antara 70 persen penduduk Indonesia berusia produktif itu adalah warga NU," jelasnya.

 

Selain itu, perkembangan teknologi digital yang demikian pesat, jelasnya, harus dimanfaatkan NU di dalam pengelolaanya ke depan. Sebab, semua bidang, menurutnya, membutuhkan teknologi digital.

 

Munculnya aliran keagamaan transnasional yang sering mengganggu terhadap prinsip keindonesiaan juga menjadi pertimbangan penting dalam pembahasan Muktamar kali ini. “Kita harus kelola dan sikapi dengan baik,” tambahnya.

 

Nuh juga menyampaikan bahwa NU sudah mengalami mobilitas vertikal, baik segi sosial, kesejahteraan, maupun intelektual. Desain NU ke depan harus menciptakan rumah besar menampung segala ragam profesi.

 

"Hal yang tidak kalah penting adalah perubahan cuaca yang akan berdampak bagi perkembangan NU ke depan," pungkasnya.

Risma Savhira
Editor: Risma Savhira

Artikel Terkait