Ada ungkapan bahwa salah satu faktor kesuksesan adalah dengan bangun lebih pagi. Ada alasan mengapa orang-orang kaya di dunia memiliki kebiasaan bangun bahkan jam 3 pagi. Terdapat kesan bahwa semakin pagi kita bangun, semakin sukses kita karena memiliki lebih banyak waktu untuk produktif. Banyak orang sukses, seperti CEO Apple Tim Cook, Ceo Disney Bob Iger, dan Ceo Nike John Donahoe, meraka bangun lebih pagi bukan untuk bekerja lebih banyak, tapi untuk memiliki waktu tanpa gangguan (less distraction).
Kebiasaan ini ternyata telah disinggung Nabi Muhammad SAW dalam salah satu haditsnya, bahkan mendoakan umatnya agar selalu mendapat berkah dari Allah SWT.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Artinya: "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya." (HR. Abu Dawud).
Baca Juga
Spirit Agak Laen Warung Madura
Dari hadits ini dapat kita pahami bahwa waktu pagi adalah waktu yang sangat bagus untuk beraktivitas, karena waktu itu adalah waktu yang penuh keberkahan. Akan tetapi apakah cukup hanya dengan bangun pagi kita bisa sukses?
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Robin Sharma dalam bukunya "The 5 AM Club" menjelaskan mengenai "ancient brain" dan "mastery brain". Kita harus tahu bahwa jika kita malas, tidak mau mencoba hal baru, atau tidak mau mengambil risiko, sebenarnya itu bukan sepenuhnya salah kita. Kita memiliki dorongan alami dari DNA kita. Jika dipikirkan baik-baik, era modern kita sebenarnya sangat pendek, mungkin hanya ribuan tahun, sedangkan evolusi otak manusia telah berlangsung jauh lebih lama dari itu.
Nenek moyang kita menjalani gaya hidup yang dirancang untuk bertahan hidup. Otak kita didesain bukan untuk tumbuh, keluar dari zona nyaman, atau mengambil risiko, tetapi untuk menghindari risiko agar bisa bertahan hidup, mencari jalur aman, dan selalu waspada terhadap bahaya. Ini sebenarnya sangat bertentangan dengan saran dari semua orang sukses di dunia, tetapi begitulah cara kerja otak kita.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Buku tersebut menjelaskan bahwa otak kita terdiri dari dua bagian yang sangat fundamental: "ancient brain" yang terbentuk dari evolusi lama, dan satu lagi yang disebut "mastery brain". Kita harus memahami ini untuk mengerti mengapa bangun lebih pagi itu sangat penting. "Mastery brain" adalah bagian otak yang berkembang dan memungkinkan beberapa orang memiliki mimpi besar, menjadi produktif, keluar dari zona nyaman, dan mengambil risiko. Bagian otak ini bertanggung jawab untuk pemikiran tingkat tinggi dan kreativitas.
Dua bagian otak ini bisa diibaratkan seperti Yin dan Yang. Di satu sisi, otak kita didesain untuk bertahan hidup selama ribuan tahun, tetapi zaman sekarang sudah berbeda. Kita tidak lagi dituntut untuk setiap hari memikirkan cara bertahan hidup besok, seperti harus hati-hati terhadap binatang buas. Sekarang, masyarakat menuntut kita untuk berkembang, dan ini memerlukan bagian otak yang minoritas ini.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Jika kita bicara tentang perjalanan menuju sukses, ada komponen pertumbuhan (growth) yang mengharuskan kita keluar dari zona nyaman dan berani mengambil risiko, serta komponen produktivitas. Setiap orang hanya punya 24 jam dalam sehari, jadi bagaimana caranya ada orang yang menghabiskan 10 jam untuk bekerja tapi bisa menghasilkan tiga hingga empat kali lipat output dibanding kita? Dari pertanyaan ini kita harus mengerti tentang "mastery brain" ini agar bisa lebih aktif dan produktif dibandingkan dengan bagian otak yang satu lagi.
Mengapa harus bangun lebih pagi? Kebanyakan orang salah mengira bahwa bangun pagi berarti punya lebih banyak waktu untuk bekerja. Faktanya, Indonesia dinobatkan sebagai negara di Asia yang bangunnya paling pagi, tetapi kita tidak selalu paling produktif. Konsep dari "The 5 AM Club" karya Robin Sharma bukan hanya tentang bangun jam 5 pagi. Kembali ke cerita tentang para CEO yang bangun pagi, kebanyakan dari mereka bangun pagi agar punya waktu untuk diri sendiri atau "me time," yang dalam buku ini disebut "less distraction."
Kebanyakan orang sukses memang harus bangun lebih awal dibandingkan orang lain, sesuai dengan pepatah "the early bird gets the worm." Tujuannya bukan untuk bekerja lebih banyak, tetapi untuk membangun kebiasaan yang memanaskan "mastery brain" mereka. Bayangkan sehari-hari, kebanyakan orang mulai produktif sekitar jam 9 atau 10 pagi ketika mereka mulai masuk kantor. Jika mayoritas dari kita bangun, beres-beres, lalu langsung kerja, itu yang salah. Kita langsung menghadapi tantangan, jadi otak yang merespons adalah "ancient brain."
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sedangkan, orang-orang yang bangun sebelum mayoritas orang mulai bekerja punya waktu yang lebih tenang dan tidak banyak gangguan. Ini memberikan mereka "head start" atau keunggulan awal dibandingkan orang lain. Cara kerja otak kita adalah seperti menyalakan mesin mobil. Saat tidur, mesin dingin, jika langsung dinyalakan dan digas, tidak akan seefektif jika dipanaskan dulu. Jika kita bangun lebih pagi tapi langsung bekerja, itu tidak ada bedanya.
Untuk mengembangkan mastery brain dan menjadi jauh lebih produktif dibandingkan mayoritas orang lain, kita bangun lebih pagi untuk mendapatkan head start. Sebenarnya, hanya membutuhkan waktu satu jam dengan kebiasaan yang membuat otak kita lebih produktif. Formula 20/20/20 berarti 20 menit olahraga, 20 menit self-reflection, dan 20 menit growth.
Kenapa 20 menit pertama kita harus mulai dengan olahraga setelah bangun tidur, bukan makan, mandi, baca buku, atau journaling? Tubuh kita memiliki kuota hormon kortisol, atau hormon stres. Ketika kortisol kita tinggi, kita tidak bisa berpikir secara produktif. Olahraga pagi ditujukan untuk mengontrol itu dengan mengeluarkan hormon-hormon seperti dopamin. Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang berolahraga pagi memiliki level kortisol yang lebih rendah sepanjang hari dibandingkan orang lain. Premisnya sederhana, itulah pemanasan pertama untuk membuat otak kita lebih cair dan siap untuk pekerjaan atau berpikir produktif.
20 menit kedua self-reflection. Bagian ini lebih untuk mengaktifkan mastery brain kita. Aktivitas seperti meditasi atau journaling sangat direkomendasikan.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ : أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ
Artinya: "Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikrullah Ta'ala mulai dari (waktu) sholat shubuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Isma'il." (HR. Abu Dawud).
Hadist lain juga menekankan pentingnya memperbanyak ibadah di pagi hari atau juga di 20 menit kedua ini kita bisa menulis mimpi, tujuan yang ingin dicapai, dan evaluasi ulang hal-hal yang menghambat hidup kita. Tujuan dari 20 menit ini adalah untuk benar-benar mengenal diri sendiri. Ini membuat otak kita secara tidak langsung terhubung dengan diri sendiri dan mempersiapkan kita untuk hari berikutnya. Aktivitas self-reflection ini sudah terbukti membuat apapun yang kita kerjakan atau yang masuk ke otak kita lebih mudah diserap.
20 menit ketiga growth. Di fase terakhir ini, jangan langsung bekerja atau melakukan hal-hal yang membutuhkan fokus tinggi. Justru kita memberikan nutrisi untuk otak kita dengan membaca Al-Qur’an, mutholaah kitab, murojaah hafalan, membaca berita, buku, mendengarkan podcast, atau menonton video edukatif. Intinya, pada fase ketiga ini, ketika badan dan otak kita sudah dalam kondisi prima, kita memasukkan informasi yang lebih mudah diserap oleh otak kita. Setelah menyelesaikan 20/20/20, barulah kita melanjutkan sisa hari dengan pekerjaan yang memerlukan energi dan produktivitas tinggi.
Poin menunjukkan bahwa orang-orang sukses atau yang ingin berkembang selalu menyisihkan waktu untuk memanaskan dan mengaktifkan mastery brain mereka. Mereka selalu punya waktu untuk diri sendiri dengan sedikit gangguan.
Bagaimana cara melakukannya? Simpel saja, mulailah dengan mengikuti formula 20/20/20 ini untuk membangun kebiasaan yang mendukung produktivitas dan pengembangan diri.
Selanjutnya untuk mengubah hidup, kita tidak bisa hanya membaca sesuatu lalu langsung menerapkannya secara sempurna. Perlu memahami sains dan metode yang membuat orang-orang sukses bisa membangun kebiasaan jangka panjang. Caranya adalah dengan menerapkan "Habit Installation Protocol," yang melibatkan 66 hari untuk membentuk kebiasaan baru yang bertahan lama.
Selama 22 hari pertama, fokusnya adalah menghilangkan kebiasaan lama, bukan membentuk kebiasaan baru. Misalnya, jika biasanya bangun jam 6 atau 7 pagi, sekarang coba bangun lebih pagi (jam 3, 4, atau 5). Fase ini akan terasa sangat sulit karena tujuannya adalah mengubah pola lama yang nyaman menjadi pola baru. Fase ini biasa disebut dengan Destruction Phase.
Selanjutnya ialah 22 hari kedua. Fase ini adalah masa perang antara kebiasaan lama dan kebiasaan baru. Ini bisa menjadi lebih sulit daripada fase pertama karena tubuh dan pikiran kita masih beradaptasi dengan kebiasaan baru. Banyak orang menyerah pada fase ini, namun jika kita bisa melewatinya, kita berada di jalur yang benar. Fase ini biasa disebut dengan Integration Phase.
Kemudian, 22 hari ketiga. Pada fase ini, kebiasaan baru mulai terinstal di otak kita. Kita akan mulai merasakan manfaat dari kebiasaan baru tersebut, seperti bangun lebih pagi dan merasa lebih produktif. Resistensi terhadap kebiasaan baru mulai berkurang, dan kebiasaan ini mulai terasa lebih alami. Setelah 66 hari, kebiasaan baru ini kemungkinan besar akan menjadi bagian permanen dari rutinitas kita. Fase ini biasa disebut dengan Installation Phase.
Konklusinya, bukan hanya tentang bangun lebih pagi, tetapi tentang membangun kebiasaan yang membuat kita lebih produktif dan sukses. Ini tentang menemukan waktu di mana kita tidak terganggu dan bisa fokus pada diri sendiri.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND