Gebyar Pemelajar Unisma, Mahasiswa Asing Unjuk Kemampuan Bahasa dan Budaya
Rabu, 14 Mei 2025 | 21:00 WIB

Rektor Unisma Prof H Junaidi bersama peserta Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 Tahun 2025 di Gedung B kampus setempat, Rabu (14/05/2025). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
Malang, NU Online Jatim
Universitas Islam Malang (Unisma) melalui Lembaga Pengembangan Bahasa Asing dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (LPBA & BIPA) kembali menggelar Gebyar Pemelajar BIPA 2.0 Tahun 2025. Kegiatan ini dipusatkan di Gedung B Unisma, Malang, Rabu (14/05/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa asing dari 11 perguruan tinggi penyelenggara program BIPA, yang pesertanya berasal dari Afghanistan, China, Jepang, Madagaskar, Mesir, Pakistan, Sudan, Polandia, Timor Leste, Uzbekistan, Vietnam, dan Zimbabwe. Mereka berkompetisi dalam tiga kategori lomba, yakni bercerita, menyanyi lagu Indonesia, serta pameran budaya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Unisma H Mochtar Data, menyampaikan apresiasi dan harapan terhadap keberlangsungan program ini. Ia berharap penyelenggaraan program ini semakin baik dan bermanfaat besar.
“Saya menyambut gembira dengan diselenggarakannya kegiatan ini. Semoga ke depan lebih baik, lebih meriah, dan memberi manfaat besar bagi lembaga, terutama dalam mengenalkan Unisma sebagai kampus yang mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia,” katanya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sementara itu, Rektor Unisma Prof H Junaidi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi Unisma dalam mendukung program strategis nasional untuk mempromosikan Bahasa Indonesia ke tingkat global. Melalui program BIPA, Indonesia berupaya menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional.
“Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang terus dikembangkan agar bisa dikenal secara luas oleh masyarakat dunia. Melalui program BIPA, pemerintah memberikan dukungan baik melalui beasiswa maupun pembelajaran mandiri. UNISMA berperan aktif dengan menyediakan fasilitas dan kurikulum untuk mahasiswa asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia,” tuturnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Prof Junaidi menambahkan, Unisma telah mendapat pengakuan dari pemerintah melalui Pusat Pengembangan Bahasa atas kualitas program BIPA yang dilaksanakan.
“Hal ini ditunjukkan dengan kunjungan tokoh penting dalam pengembangan bahasa, seperti Prof Aminuddin Aziz dan Dr Iwa Lukmana, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap materi pembelajaran BIPA di Unisma,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kegiatan ini menjadi wadah untuk menampilkan kemampuan mahasiswa asing setelah mereka mempelajari Bahasa Indonesia. Menurut Prof Junaidi, pilihan lomba bercerita dan menyanyi diambil karena bentuk ekspresi ini paling digemari oleh pembelajar asing.
“Cerita daerah dan lagu Indonesia sangat diminati mahasiswa asing karena keduanya menggambarkan kekayaan budaya lokal. Lewat kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar bahasa, tapi juga memahami nilai-nilai budaya bangsa,” terangnya.
Salah satu peserta, Nigora dari Uzbekistan, yang saat ini belajar di Universitas Brawijaya, tampil dalam lomba bercerita dengan membawakan Legenda Sangkuriang. Ia mengaku sangat menyukai Bahasa Indonesia dan budaya Nusantara.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Saya kuliah jurusan Bahasa Indonesia di Uzbekistan dan sudah belajar Bahasa Indonesia selama delapan bulan di UB. Saya juga bekerja sebagai pemandu wisata untuk wisatawan Indonesia dan Malaysia yang datang ke Uzbekistan. Saya ingin lebih memahami bahasa dan budaya Indonesia secara langsung,” ungkapnya.
Nigora bahkan mengaku telah menerjemahkan beberapa cerita rakyat Indonesia ke dalam Bahasa Uzbek dan mengikuti kelas gamelan sebagai bagian dari upaya mengenal budaya Jawa.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND