Olip, Mahasiswi UIN KHAS Jember Raih Juara dalam Lomba Pidato di Thailand
Sabtu, 20 Juli 2024 | 09:00 WIB
Jember, NU Online Jatim
Siti Nur Holifah, mahasiswi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember berhasil meraih juara dua dalam Pertandingan Aktiviti Inovasi Pendidikan dan Kemahiran Berbahasa Indonesia Melayu dan Arab (Pikma) 2024 di Yala Rajabhat University, Thailand.
Lomba tersebut hanya sambilan, Olip sapaan akrabnya, berada di Thailand bukan untuk mengikuti lomba itu, namun mengikuti Program Asistensi Mengajar yang diselenggarakan UIN KHAS Jember. Sekitar 2 bulan, Olip berada di Negeri Gajah Putih itu. Di sela-sela mengajar, Olip mengikuti lomba tersebut dan berhasil.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Saya baru tiga hari yang lalu datang dari Thailand,” ujar Olip di kediamannya Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Jumat (19/07/2024).
Meskipun lomba tersebut hanya sambilan, namun bukan berarti tak berkualitas. Sebab, pesertanya berasal dari Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Peserta dari Indonesia tidak hanya dari UIN KHAS Jember tapi juga ada dari perguruan tinggi lain.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pikma 2024 memperlombakan Educational Innovation Competition, Pidato Speech Competition, Nasyid Singing Competition, dan Arabic Languange Quiz Competition.
Olip sendiri mengikuti Pidato Speech Competition, yaitu lomba pidato bahasa Indonesia. Sepintas mahasiswa Indonesia akan gampang merengkuh juara lantaran sudah setiap hari berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Tapi nyatanya, mahasiswa non Indonesia juga mahir berbahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Juara satu malah kena mahasiswa Thailand. Ia fasih berbahasa Indonesia,” terangnya.
Olip lahir di Jember 22 tahun lalu, tepatnya tanggal 02 Juli 2002. Ia anak ketiga dari 4 bersaudara dari pasangan Khosnan dan Sumiati. Saat ini Olip semester tujuh di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember jurusan Tadris Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Olip adalah satu dari 31 mahasiswa UIN KHAS Jember yang mengikuti Program Asistensi Mengajar di Thailand. Mereka ditempatkan di Chana Santiwit. Ada yang di Santiwit Songkhla Technological College, Rungrotewittaya School, Anuban Muang Chana School, Anshoriyah Wittaya School, dan ada juga yang di Office. Di situ mereka mengajar sesuai dengan jurusan mahasiswa bersangkutan, ada yang bahasa Arab, Inggris, dan sebagainya.
“Saya sendiri mengajar bahasa Inggris di Powoco, yaitu semacam SMK,” jelasnya.
Setelah satu bulan di Santiwit Songkhla Technological College, Olip dipindah ke Narathiwat. Olip dan 4 orang temannya di Ban Yaning School, dan 3 orang temannya di Ban BukeTamong School. Di Ban Yaning School, Olip dan 4 temannya sebenarnya dapat tugas untuk fokus melatih siswa menjadi MC 4 Bahasa. Tapi mereka sempat mengajar juga di Anuban, yaitu sejenis PAUD/TK, Di SD maupun SMP.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Mengajar Bahasa Inggris di negeri orang cukup susah. Sebab bagaimana menjelaskan arti katanya jika antara pengajar dengan murid beda bahasa ibunya. Untungnya, ditempat Olip mengajar, murid-muridnya sedikit banyak paham bahasa Melayu, sehingga bisa nyambung saat Olip menerangkan sesuatu.
“Cuma masalahnya, di situ bahasa melayu agak beda dengan melayu Malaysia. Kalau melayu Malaysia kita juga paham karena hampir sama dengan bahasa Indonesia,” tandasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND