Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Tapal Kuda

Guru LP Ma'arif NU di Lumajang Rela Rumahnya Jadi Pengungsian Semeru

Wiwin Rahmawati bersama teman guru lainnya saat di rumahnya yang dijadikan pengungsian. (Foto: NOJ/Haafidh)

Lumajang, NU Online Jatim

Dampak erupsi Gunung Semeru begitu dahsyat. Ribuan rumah terkena dampak lahar dingin dan abu vulkanik sehingga tidak dapat dihuni kembali. Setidaknya enam ribu lebih warga terdampak mengungsi ke berbagai wilayah di Kabupaten Lumajang.

 

Wiwin Rahmawati, seorang guru Madrasah Ibtidaiyah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Lumajang, yaitu madrasah Nurul Islam Wonokerto Kecamatan Tekung Lumajang termasuk satu dari ribuan orang dermawan yang rela rumahnya ditempati puluhan pengungsi yang berdatangan sejak Senin, sepekan lalu.

 

"Saya ikut prihatin dan membayangkan misal saya dan keluarga ada di posisi mereka pasti sedih," ungkap perempuan yang biasa disapa Wiwin kepada NU Online Jatim, Senin (13/12/2021).

 

Rumah yang berada di perumahan Graha Adi Blok F 30 Wonokerto Tekung ini kondisinya masih baru dan belum ditempati. Saat ini bahkan dirinya masih tinggal bersama orang tuanya.

 

"Daripada rumah itu kosong terus, ada yang lebih membutuhkan jadinya saya suruh tempati dulu, karena saya dan keluarga hanya bisa bantu itu mas," imbuhnya.

 

Selain itu, bersama teman gurunya seketika itu saat pengungsi datang, dirinya langsung menghimpun donasi dari murid dan wali murid untuk kebutuhan mendesak hingga mendapat dana Rp500 ribu.

 

Sementara itu, Robit salah satu relawan NU Lumajang Peduli di wilayah Tekung mengaku apa yang dilakukan Wiwin sangatlah membantu. Dirinya sudah berkunjung ke sana untuk mendata segala apa yang dibutuhkan.

 

"Sekarang ada 38 jiwa pengungsi terdiri dari 8 anak-anak dan 9 masih dirawat di rumah sakit, dan infonya akan ada tambahan 3 kepala keluarga lagi. Kami terus berkoordinasi dengan posko induk untuk kebutuhan yang diperlukan," pungkasnya.

 

Saat ini menurut Robit, hal yang paling dibutuhkan adalah tikar dan pompa air. Karena di sana air masih diambil dari sumur dengan timba.

 

Editor: Risma Savhira

Sufyan Arif
Editor: Risma Savhira

Artikel Terkait