• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Jujugan

Kerupuk Rambak, Pelengkap Aneka Makanan Utama Khas Tulungagung 

Kerupuk Rambak, Pelengkap Aneka Makanan Utama Khas Tulungagung 
Agar jadi kerupuk rambak sesuai harapan, maka harus melewati aneka proses. (Foto: NOJ/Din)
Agar jadi kerupuk rambak sesuai harapan, maka harus melewati aneka proses. (Foto: NOJ/Din)

Siapa yang tidak tahu kerupuk rambak? Makanan ringan tersebut merupakan salah satu ciri khas di Kabupaten Tulungagung. Kerupuk berbahan dasar kulit kerbau atau kulit sapi ini biasanya dijadikan lauk untuk pelengkap makan.

 

Pembuatan kerupuk rambak cukup mudah. Annisa Oktafiani, salah satu penjual kepada NU Online Jatim menunjukkan sejumlah proses yang harus dilampaui bagi mereka yang ingin membuatnya. Atau bagi yang bermaksud mengolah, sehingga benar-benar sesuai harapan.


 

Diawali dengan membersihkan kulit sapi atau kulit kerbau terlebih dahulu. Lalu, kulit tersebut dijemur sampai mengering. Kulit yang sudah kering, dipotong sesuai selera.


 

Tahap selanjutnya yaitu merebus potongan tersebut dengan air yang sudah dicampur bawang putih, gula, garam dan penyedap rasa sampai meresap. Kemudian ditiriskan dan dijemur lagi sampai mengering.


 

"Jika sudah mengering, jadilah kerupuk rambak yang masih mentah yang dijual seratus ribu hingga seratus tiga puluh ribu setiap kilogram," katanya, Jumat (07/05/2021).

 

Perempuan yang sudah menjual 35 kilogram kerupuk rambak mentah selama Ramadlan kembali melanjutkan proses yang harus dilewati.


 

Kerupuk rambak mentah selanjutnya digoreng dengan minyak goreng panas. Lalu ditiriskan agar tidak berminyak. Nah, kerupuk yang sudah berubah matang seperti itu dijual hingga Rp140.000,- setiap kilogramnya.

 

Dirinya mengakui sangat bersyukur, utamanya ketika Ramadlan. Karena yang terjadi, dirinya kebanjiran pesanan baik yang mentah maupun sudah matang.


"Pesanan semakin meningkat di akhir Ramadlan sampai menjelang hari raya Idul Fitri," akunya.


Bagi sebagian warga Tulungagung, kerupuk rambak yang memiliki rasa gurih tersebut dijadikan sebagai salah satu pelengkap untuk menu berbuka. Tidak berhenti sampai di situ, juga dapat disuguhkan kepada tamu saat hari raya Idul Fitri.

 

Sedangkan saat hari raya ke tujuh, kerupuk rambak menjadi lauk yang selalu hadir di antara makanan utama. Dari mulai ketupat dan sayur lodeh atau lodho ayam khas Tulungagung.


Kerupuk rambak khas ini juga memiliki kenangan sendiri di hati Menteri Agama Republik Indonesia, H Yaqut Cholil Qoumas.


Dalam sebuah kunjungannya di Tulungagung, menteri yang akrab disapa Gus Yaqut ini bercerita bahwa sering mendapatkan kerupuk jenis ini dari almarhum Alfa Isnaini.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Jujugan Terbaru