• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Jujugan

Menikmati Es Ta’al, Kuliner Khas Sumenep Pelepas Dahaga saat Berbuka

Menikmati Es Ta’al, Kuliner Khas Sumenep Pelepas Dahaga saat Berbuka
Es Ta'al khas Kedai Longghu, Batang-Batang Sumenep. (Foto: NOJ/ Moh Khoirus Shadiqin)
Es Ta'al khas Kedai Longghu, Batang-Batang Sumenep. (Foto: NOJ/ Moh Khoirus Shadiqin)

Sumenep, NU Online Jatim

Jalan-jalan di sore hari saat bulan Ramadhan menjadi kebiasaan masyarakat di Madura. Entah, sebatas menunggu waktu berbuka atau pun sambil mencari menu untuk dinikmati saat adzan Maghrib tiba. Di kawasan Timur Daya Kabupaten Sumenep, menu Es Ta’al tidak salah untuk dicoba.


Es Ta'al atau Es Buah Siwalan merupakan minuman dengan perpaduan buah siwalan, santan kelapa, dan gula merah cair atau tangghuli dalam kebiasaan orang Madura. Setiap kemasan Es Ta'al biasanya dibanderol dengan harga Rp8 ribu.


Salah satu penjual Es Ta’al ini berada di Kedai Longghu, Desa Banuaju Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep. Yakni, sebuah daerah menuju kawasan Pantai Lombang yang dikenal dengan destinasi wisata yang kaya dengan cemara udang.


Owner Kedai Longghu, Ria Febriyanti mengatakan, bahwa dirinya juga menjual beragam macam panganan, seperti Tahu Walek, Mie Ayam, dan lain sebagainya. Sementara untuk minuman yang menjadi favorit pembeli ialah Es Ta’al.


Ia mengatakan, omzet Es Ta'al di Kedai Longghu mencapai hingga Rp1,5 juta dalam satu hari. "Kalau ditanya berapa cup lakunya per hari kurang paham. Kalau diuangkan mungkin sekitar Rp1,5 juta,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (03/04/2022).


Disebutkan, bahwa Ta’al atau siwalan di kawasan Kecamatan Batang-Batang pada musim tertentu terkadang langka. Hal ini tentu menjadi penghambat usaha Es Ta'al itu. Menurutnya, ia terkadang harus membeli siwalan di daerah lain untuk bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.


"Jika stok siwalan banyak, maka pembeli akan kebagian semua. Kecuali sedang sulit, kadang saya harus ke Kecamatan Prenduan untuk membeli, soalnya kan buah siwalan jadi bahan baku utama jenis minuman ini," kata Yayan, sapaan akrabnya.


Untuk hari-hari biasa, lanjutnya, pelanggannya bermacam-macam. Ada yang membeli untuk konsumsi pribadi, ada yang untuk keluarga. Bahkan, ada pula yang memesan untuk rapat-rapat kedinasan tertentu.


Menurut Yayan, memasuki bulan Ramadhan 1443 Hijriyah ini diprediksi akan semakin banyak permintaan untuk menu buka bersama. "Sekarang bulan Ramadhan, biasanya agenda buka bersama juga kadang pesan di sini," pungkasnya.


Jujugan Terbaru