Blitar, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center Kota Blitar, Kiai Sukamto Abdul Hamid mengatakan, pihaknya terus berupaya memperkokoh ideologi warga Nahdatul Ulama atau Nahdliyin.
"Yang kita hadapi saat ini adalah mulai maraknya ajaran yang tidak sesuai dengan Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja)," katanya saat Kiswah dan Shalawat Menyongsong Harlah NU ke-99 dan peringatan Isro’ Mi’roj di Kantor PCNU Kota Blitar, Ahad (13/02/2022).
Kiai yang juga menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota Blitar tahun 2011-2016 ini menuturkan, faham yang tidak sesuai dengan akidah Aswaja harus dicegah semaksimal mungkin, sehingga tidak sampai merusak akidah dari Nahdliyin.
"Cara yang dapat dilakukan dengan rutin menggelar majelis ta'lim yang sesuai dengan akidah Aswaja An-Nahdliyah. Misalnya kegiatan dzikir, tahlilan, manakiban, diba'an, serta shalawatan secara rutin," terang Wakil Rais PCNU Kota Blitar 2016-2021 tersebut.
Karenanya, peran Aswaja NU Center siap menjadi panglima untuk menunjukkan sanad-sanad keilmuan sampai Rasulullah SAW. Sehingga amalan yang dilakukan sesuai dengan paham yang diajarkan Rasulullah.
"Dan kami berkomitmen untuk terus menangkal paham-paham yang menyerang Nahdlatul Ulama," ujar perintis Pesantren Muwafiq Arriyadl, Kota Blitar ini.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa secara teologis Nahdliyin bermadzhab Aswaja. Berarti, mereka adalah bagian dari kaum Sunni. Dengan demikian, secara otomatis faham Aswaja tidaklah bersifat ekstrim, akan tetapi bersifat moderat (tengah-tengah).
"Jadi tidak ada yang namanya warga NU, misalnya, yang kemudian terlibat kegiatan melawan pemerintah yang sah. Atau bahkan melakukan tindakan terorisme," lanjutnya.
Perlu diketahui, dalam kegiatan tersebut, kegiatan Kiswah diisi oleh Wakil Rektor III IAIN Kediri, Wahidul Anam. Ia menjelaskan terkait penulisan Al-Qur'an yang membutuhkan waktu lama. Bahkan hingga ratusan tahun.
"Zaman Nabi Muhammad itu tidak ada harakat, tidak ada juz, tidak ada bacaan idghom. Dari situ dapat disimpulkan bahwa, ternyata dalam penulisan Al-Qur’an itu butuh puluhan tahun hingga ratusan tahun," tutur Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Blitar ini.
Penulis: Muhammad Thoha Ma'ruf