M Rufait Balya B
Kontributor
Puasa merupakan ibadah yang menjadi salah satu rukun Islam, maka dari itu wajib ditunaikan oleh umat Islam. Dalam fiqih, ibadah puasa memiliki aturan-aturan tertentu, salah satunya larangan melakukan sesuatu yang bisa membatalkan puasa atau keadaan tertentu yang memaksa orang yang berpuasa menjadi batal puasanya.
Jika orang yang berpuasa batal puasanya, maka dia memiliki kewajiban untuk mengganti (qadha) puasa tersebut di bulan Syawal hingga Sya’ban. Jika tidak diganti maka berdosa. Maka dari itu, kita wajib mengetahui rincian dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Berikut hal-hal yang dapat membatalkan puasa, dengan merujuk penjelasan dari Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam Fathul Qarib:
(وَالَّذِي يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشَرَةُ أَشْيَاءَ) أَحَدُهَا وَثَانِيهَا (مَا وَصَلَ عَمْدًا إِلَى الْجَوْفِ) الْمُنْفَتِحِ (أَوْ) غَيْرِ الْمُنْفَتِحِ كَالْوُصُولِ مِنْ مَأْمُومَةٍ إِلَى (الرَّأْسِ) وَالْمُرَادُ إِمْسَاكُالصَّائِمِ عَنْ وُصُولِ عَيْنٍ إِلَى مَا يُسَمَّى جَوْفًا.
(وَ) الثَّالِثُ (الْحُقْنَةُ فِي أَحَدِ السَّبِيلَيْنِ) وَهُوَ دَوَاءٌ يُحْقَنُ بِهِ الْمَرِيضُ فِي قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ الْمُعَبَّرُ عَنْهُمَا فِي الْمَتْنِ بِالسَّبِيلَيْنِ (وَ) الرَّابِعُ (الْقَيْءُ عَمْدًا) فَإِنْ لَمْ يَتَعَمَّدْ لَمْيُبْطِلْ صَوْمَهُ كَمَا سَبَقَ.
(وَ) الْخَامِسُ (الْوَطْءُ عَامِدًا) فِي الْفَرْجِ فَلَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ بِالْجِمَاعِ نَاسِيًا كَمَا سَبَقَ.
(وَ) السَّادِسُ (الْإِنْزَالُ) وَهُوَ خُرُوجُ الْمَنِيِّ (عَنْ مُبَاشَرَةٍ) بِلَا جِمَاعٍ مُحَرَّمًا كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِهِ أَوْ غَيْرِ مُحَرَّمٍ كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِ زَوْجَتِهِ أَوْ جَارِيَتِهِ وَاحْتَرَزَ بِمُبَاشَرَةٍ عَنْ خُرُوجِالْمَنِيِّ بِالِاحْتِلَامِ فَلَا إِفْطَارَ بِهِ جَزْمًا.
(وَ) السَّابِعُ إِلَى آخِرِ الْعَشَرَةِ (الْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالْجُنُونُ وَالرِّدَّةُ) فَمَتَى طَرَأَ شَيْءٌ مِنْهَا فِي أَثْنَاءِ الصَّوْمِ أَبْطَلَهُ.
Hal-hal yang membatalkan puasa ada sepuluh perkara:
Baca Juga
Suntik, Apakah Membatalkan Puasa?
1. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh (perut) dengan sengaja melalui jalan yang terbuka seperti mulut dan hidung.
2. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh (perut) dengan sengaja melalui jalan yang tidak terbuka (seperti melalui luka pada kepala sampai otak. Maksudnya, puasa adalah menahan diri agar tidak ada benda yang sampai ke bagian yang disebut sebagai rongga dalam tubuh.
3. Memasukkan obat dengan cara injeksi atau suntikan melalui salah satu dari dua jalan, yaitu obat yang diberikan kepada orang sakit melalui kemaluan depan atau belakang.
4. Muntah dengan sengaja. Namun, jika muntahnya tidak sengaja, maka tidak membatalkan puasa, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
5. Berhubungan badan dengan sengaja pada kemaluan. Namun, jika berhubungan badan dilakukan karena lupa, maka tidak membatalkan puasa, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
6. Keluar mani, karena bersentuhan tidak dengan hubungan badan. Baik bersentuhan secara haram, seperti mengeluarkannya dengan tangan sendiri (masturbasi), maupun yang tidak haram, seperti melalui tangan istri atau budaknya. Dikecualikan jika mani keluar karena mimpi basah, maka tidak membatalkan puasa secara mutlak.
7. Keluarnya haid
8. Nifas
9. Gila atau hilangnya akal
10. Murtad
Maka, jika salah satu dari empat perkara tersebut (haid, nifas, gila, dan murtad) terjadi di tengah-tengah puasa, maka puasanya batal.
Oleh karena itu, seyogyanya sebagai orang yang berpuasa kita harus benar-benar memperhatikan segala hal yang dapat membatalkan puasa, agar puasa kita menjadi sah sesuai syara' serta diterima oleh Allah Swt Amin. Wallahu a’lam.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH Taufik Ketua PCNU Pamekasan Wafat
2
Kronologi Kecelakaan yang Menimpa KH Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan
3
Yusak, Kader GP Ansor Trenggalek Istiqamah Berkhidmat 25 Tahun Berpulang
4
Bacaan Doa Sambut Kepulangan Jamaah Haji ke Tanah Air
5
5 Tanda Haji Mabrur Menurut Al-Qur'an dan Hadits
6
PBNU Cetak 100 Ribu Kader, Siapkan Akademi Kepemimpinan Nasional NU
Terkini
Lihat Semua