• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Besok Disunahkan Puasa Tarwiyah, Berikut Panduan dan Keutamaannya

Besok Disunahkan Puasa Tarwiyah, Berikut Panduan dan Keutamaannya
Tanggal 8 Dzulhijjah disunahkan melaksanakan puasa tarwiyah. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Tanggal 8 Dzulhijjah disunahkan melaksanakan puasa tarwiyah. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Salah satu ibadah yang disunahkan ketika memasuki tanggal 8 Dzulhijjah adalah puasa tarwiyah. Tahun ini, hari tarwiyah jatuh pada Selasa (27/06/2023). Dengan demikian, nanti malam umat islam sudah bisa menyiapkan diri untuk niat dan sahur untuk keperluan melaksanakan puasa tarwiyah tersebut.


Dalam menjalankan puasa tarwiyah, seorang muslim diwajibkan niat terlebih dahulu. Niat ini sudah bisa dilakukan mulai nanti malam hingga menjelang waktu Subuh keesokan harinya.

 

Adapun niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut:

 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى  

 

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

 

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.   

 

Menjadi pertanyaan ketika seseorang belum niat pada malam hari hingga terbitnya fajar, bolehkah berpuasa? Orang tersebut tetap boleh berpuasa dengan membaca niat puasa sampai sebelum tergelincirnya matahari (masuk waktu zuhur). Hal ini dengan syarat orang tersebut belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar hingga ia melakukan niatnya.

 

Kesunahan puasa tarwiyah pada setiap tanggal 8 Dzulhijjah secara khusus ini ditegaskan oleh ulama dari Mazhab Syafii, selain mereka juga menganjurkan puasa 8 hari pertama bulan Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah. Hal ini sebagaimana ditulis Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam kitabnya yang berjudul Busyral Karim (Beirut: Darul Fikr, 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman: 488), bahwa: Puasa selama 8 hari sebelum hari Arafah dianjurkan. Ini yang dimaksud dengan perkataan matan, ’10 Dzulhijjah’. Tetapi puasa pada 8 Dzulhijjah dianjurkan sebagai bentuk ihtiyath terhadap hari Arafah dan juga termasuk 8 hari pertama Dzulhijjah.

 

Pahala ibadah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk puasa tarwiyah ini mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada lailatul qadar. (HR At-Tirmidzi).

 

Artikel diambil dariPanduan Lengkap Puasa Tarwiyah: Niat dan Keutamaannya

 

Untuk diketahui, ada 3 pendapat mengenai penamaan tanggal 8 Dzulhijjah itu disebut hari tarwiyah, yakni:


1. Perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah 


2. Perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya, dan


3. Perenungan orang haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah nanti.


Editor:

Keislaman Terbaru