Firdausi
Penulis
Dalam tradisi Jawa, seseorang yang hendak melangsungkan sebuah ikatan janji suci (akad nikah), yang dipertimbangkan oleh orang tua dalam memilih calon adalah bobot (kualitas pribadi si calon), bibit (keturunan/nasab) dan bebet (kecocokan antar calon suami dan istri).
Menurut pandangan orang Madura, keunggulan dan keindahan fisik bukan menjadi ukuran kualitas pribadi seseorang. Sebagaimana dalam pasemonnya:
"Oreng reya banne bhaghusa, tape tatakramana, sanajjan bhaghus tape tatakramana jhuba', ta' cellep ka ate."
Artinya, seseorang itu bukan dinilai karena ketampanan atau kecantikan, tetapi tatakrama. Segagah atau secantik apapun seseorang, jika tatakramanya jelek, kehadirannya tidak akan mampu menyejukkan hati.
Baca Juga
7 Niat Mulia saat Hendak Menikah
Citra diri yang bersifat "andhap asor" atau rendah hati dan kesopanan selaras dengan anjuran agama dalam memilih pasangan hidup. Jika seorang calon tidak memiliki akhlak karimah, warga mempertanyakan ilmu yang ia tempuh di langgar ataupun di lembaga pendidikan.
Faktor agamalah yang menjadi tolak ukur atau yang dinilai oleh orang tua. Para ulama berpendapat bahwa kecantikan/ketampanan dan kekayaan suatu saat nanti akan habis pada waktunya. Sementara keturunan menjadi kebanggaan yang semu apabila tidak didukung dengan kualitas diri yang dimiliki oleh seseorang.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Muhammad saw bersabda: wanita dinikahi karena empat, yaitu harta, nasab, kecantikan, dan agamanya. Pilihlah wanita yang taat kepada agamanya, maka kamu akan berbahagia. (HR. Al-Bukhari)
Baca Juga
Urusan Jodoh, Jangan Terlalu Berambisi
Kenyataan di lapangan, hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah disikapi secara serius. Sehingga banyak orang selektif dalam menentukan pasangan hidup, yakni dari sisi al-Khalfiyyat (latar belakang kehidupan di masa lalu), al-Haliyyat (keadaan obyektif si calon di masa sekarang), al-Mustaqbaliyyat (prediksi di masa yang akan datang), dan at-Taufiqiyyat (keserasian antarkedua calon).
Untuk mendapatkan calon yang sempurna, cukup sulit di masa kini. Karena manusia juga memiliki kekurangan. Oleh karenanya, untuk mempermudah menentukan pasangan hidup, hendaknya para jomblowers memperhatikan empat langkah berikut, sebelum masuk ke jenjang akad nikah.
1. Muhasabah, yakni melakukan introspeksi untuk mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
2. Muqarabah, yakni membandingkan keadaan diri dengan keadaan calon pasangan yang akan dipilih.
3. Istisyarah, yakni bermusyawarah dan meminta pertimbangan dari orang tua, kerabat atau orang yang lebih arif.
4. Istikharah, yakni meminta petunjuk pada Allah swt secara langsung atau melalui pertolongan orang lain.
Jika keempat langkah di atas dilalui, Allah akan memberikan jalan agar seseorang dapat memilih pasangan sehidup semati. Paling tidak, minimal calon pasangannya tidak menyimpang jauh dari tujuan utama membina biduk rumah tangga yang marhumah wa mubarakah.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH Taufik Ketua PCNU Pamekasan Wafat
2
Kronologi Kecelakaan yang Menimpa KH Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan
3
Yusak, Kader GP Ansor Trenggalek Istiqamah Berkhidmat 25 Tahun Berpulang
4
Bacaan Doa Sambut Kepulangan Jamaah Haji ke Tanah Air
5
5 Tanda Haji Mabrur Menurut Al-Qur'an dan Hadits
6
PBNU Cetak 100 Ribu Kader, Siapkan Akademi Kepemimpinan Nasional NU
Terkini
Lihat Semua