• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Dua Langkah Menghilangkan Amarah

Dua Langkah Menghilangkan Amarah
Kendalikan marah dengan dua cara berikut. (Foto: NOJ/JUl)
Kendalikan marah dengan dua cara berikut. (Foto: NOJ/JUl)

Banyak cara yang dilakukan agar dapat mengekspresikan gejolak jiwa. Marah, salah satunya. Namun demikian, hal ini bukanlah sikap terbaik karena akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan bagi diri dan orang lain.

 

Marah menurut ilmu kejiwaan (psikologi) merupakan gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan. Ada sebagian orang menganggap bahwa dengan marah, dirinya tampak lebih berwibawa. Tentu saja anggapan ini sangat keliru. Umumnya pemarah justru menyebabkan orang-orang di sekitarnya menjauh, takut disakiti.  

 

Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam kitabnya, Arba’in Nawawi, hadits ke-16, menyampaikan riwayat dari Abu Hurairah. Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah: Berilah aku nasihat. Beliau menjawab: Jangan marah! Nabi mengulanginya beberapa kali: Jangan marah! (HR al-Bukhari). Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad mengulang kata: Jangan marah sebanyak tiga kali.

 

 

Sayyid ‘Alwi Abu Bakar Muhammad As-Saqaf dalam kitabnya, Al-Bayan fi Syarh al-Arba’in an-Nawawi menjelaskan bahwa jika marah disandarkan kepada hak Allah, maka itu berarti berkehendak untuk menyiksa. Tetapi jika disandarkan kepada manusia, maka marah adalah meluapkan emosi dan perasaan dalam hati ketika menghadapi sesuatu yang dibencinya.  

 

Selanjutnya, ia juga memberikan dua solusi pengobatan agar terhindar dari sifat pemarah. Pertama, dengan cara mencegah. Yakni harus ingat dampak dari marah adalah kerusakan, karenanya kita harus  memiliki jiwa penyabar dan selalu menahan amarah.  

 

Kedua, dengan cara menghilangkan. Yakni harus bisa tahu diri, selalu memohon kepada Allah agar terhindar godaan setan, kemudian dilanjut dengan mandi atau berwudlu.  

 

Banyak hal buruk yang dapat muncul dari sikap marah. Marah bisa menimbulkan saling membenci, memutus tali silaturahim, permusuhan, dan tercerabutnya keberkahan rezeki. Oleh karena itu, Allah memberi apresiasi kepada orang yang selalu menahan amarah dan selalu memberi maaf sebagaimana firman-Nya QS Ali Imran ayat 134:

 

   ـ... الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  

 

Artinya: …dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.


Editor:

Keislaman Terbaru