• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 1 Mei 2024

Keislaman

Inilah 3 Tanda Peraih Lailatul Qadar

Inilah 3 Tanda Peraih Lailatul Qadar
Ilustrasi lailatul qadar (Foto:NOJ/alwafaq)
Ilustrasi lailatul qadar (Foto:NOJ/alwafaq)

Oleh: MF Zarkasyi


Bulan Ramadhan merupakan primadona umat Muhammad. Di dalamnya terdapat beragam keutamaan yang membuat mayoritas muslim selalu menantikan bulan tersebut. Di bulan Ramadhan, seluruh muslim diwajibkan berpuasa seperti umat-umat terdahulu. Tujuan utamanya ketakwaan, ialah wujud kepatuhan hamba pada Khaliqnya.


Manifestasi kepatuhan hamba-Nya dibalas oleh Allah berkali lipat. Sebab di dalam Ramadhan, ada ragam fadhilah sebagai reward untuk ketakwaan yang dipersembahkan hamba-Nya. Rasulullah saw sebutkan dalam sabdanya :


قد جاءكم شهر رمضان، شهر مبارك، افترض الله عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب الجنة، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغل فيه الشياطين، فيه ليلة خير من ألف شهر، من حرم خيرها فقد حرم (رواه النسائي)


Artinya: ‘Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan (penuh) berkah, Allah wajibkan pada kalian untuk berpuasa, dibukakan pintu- pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan dikekang, di dalamnya (Ramadhan) ada sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan….’


Dalam hadis tersebut, ada satu fadhilah yang menjadi fenomena yang selalu ramai diburu setiap Ramadhan. Inilah keutamaan besar yang hanya dianugerahkan pada umat Muhammad. Ialah Lailatul Qadar yang memiliki keutamaan berupa ganjaran ibadah yang dinilai lebih baik dari seribu bulan. Dalam firman Allah, perkara Lailatul Qadar bahkan dijelaskan dalam satu surat khusus, yakni QS.Al-Qadr yang berisi 5 ayat.


Pada ayat ketiga, ليلة القدر خير من ألف شهر , jelas sekali ditampakkan bahwa Lailatul Qadar ialah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan yang dimaksud pada ayat tersebut ialah amaliyah, puasa, dan berdirinya di tengah malam (qiyamu al-lail) lebih baik dari seribu bulan. Lebih ringkas, Amru bin Qays menjelaskan:


عمل فيها خير من عمل ألف شهر


Artinya: Amalan di malam tersebut lebih dari amalan selama seribu bulan’
 

Pemaknaan ini dikaitkan dengan kisah  tentang seorang bani israel yang qiyamullail sejak malam hingga menjelang pagi, lalu berjihad mulai siang hingga sore, amalan itu dikerjakan selama seribu bulan. Kemudian turun QS. Al-Qadr sebagai jawaban bahwa umat Muhammad yang qiyamullail di malam Lailatul Qadar lebih baik dari amalan seorang Bani Israel tersebut yang dikerjakan selama seribu bulan.


Menurut Ibnu Katsir, makna seribu bulan tidak dimaknai secara literer yakni ibadah yang lebih baik dari 83 tahun lebih 4 bulan. Namun, seribu bulan ialah wujud keberkahan yang berlimpah ruah pada malam tersebut. Keberkahan itu berupa ampunan Allah terhadap hamba yang menghidupkan malam tersebut, disebut dalam sabda Rasul saw:


من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه


Artinya: ‘Barangsiapa yang terjaga di Lailatul Qadar dengan iman dan kesungguhan, akan diampuni segala dosanya yang telah berlalu’


Keberkahan lainnya disebutkan pada ayat keempat dari QS.al-Qadr, yakni para malaikat turun ke langit bumi untuk turut mendoakan para umat Muhammad yang terjaga untuk beribadah di malam Lailatul Qadar tersebut.Namun terkait kapan malam turunnya Lailatul Qadar, Rasulullah saw hanya menyampaikan bahwa Lailatul Qadar biasanya turun di 10 malam terakhir, di hari- hari ganjil. Sebagaimana yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah:


أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان


Artinya: Sesungguhnya Rasulullah bersabda, bersungguhlah menyongsong lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir Ramadhan


Maka hari ini, fenomena pencarian Lailatul Qadar melalui program mabit (bermalam) di masjid sedang ramai digalakkan. Lalu bagaimana tanda seorang muslim mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar


Imam Abu Muhammad bin Abi Hatim menjelaskan dalam tafsirnya tentang peristiwa Lailatul Qadar, para malaikat yang dipimpin oleh Malaikat Jibril turun ke langit bumi untuk mendoakan hamba yang terjaga dan beribadah pada Allah.


… و جبريل لا يدع أحدا من المؤمنين إلا صافحه، و علامة ذلك من اقشعر جلده و رقّ قلبه و دمعت عيناه، فإن ذلك من مصافحة جبريل


Tiga tanda peraih Lailatul Qadar yang diibaratkan bersalaman dengan Jibril pada penjelasan Ibnu Hatim di atas ialah: (1) Merinding bulu romanya (2) Lembut hatinya (3) Berlinang air matanya. Ketiga tanda tersebut merupakan indikasi seorang hamba yang sungguh-sungguh beribadah pada Allah di malam tersebut, sehingga merinding bulu roma yang dimaknai dalam Tafsir Baghawi sebagai hati yang takut pada Allah atas segala dosanya. Kemudian melunak hatinya, mengakui atas segala nista dan dosa. Hingga berlinang air matanya memohon ampun pada Allah dengan penuh kesungguhan dan keimanan.


Semoga kita mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.

Referensi:
Tafsir Baghawi, Tafsir al-Quran al-Adzim Ibnu Kasir, al-Jarhu wa at-Ta’dil Ibnu Hatim


Keislaman Terbaru