Keislaman

Macam-macam Niat Zakat Fitrah dan Waktu Menunaikannya

Senin, 24 Maret 2025 | 20:00 WIB

Macam-macam Niat Zakat Fitrah dan Waktu Menunaikannya

Ilustrasi zakat fitrah. (Foto: NU Online)

Zakat fitrah merupakan ibadah yang dilakukan ketika bulan Ramadhan, dan biasanya dibagikan kepada mustahiq (penerima zakat) menjelang malam hari raya Idul Fitri. Hukum zakat fitrah sendiri wajib menurut ijma' ulama. Adapun perintah zakat telah dijelaskan dalam firman Allah SWT surat At-Taubah ayat 103:

 

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

 

Artinya: "Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah: 103). 

 

Sedangkan penamaan fitrah, dikarenakan zakat ini wajib ditunaikan ketika orang-orang berbuka dari puasa Ramadhan, juga disebut "al-fiṭrah" yang berarti penciptaan, dan disebut "zakat al-badan" (zakat badan) (Lihat Taqrirat Sadidah 1/418). Sebagaimana disebut dalam hadis,

 

زَكَاةُ الفِطْرِ طُهْرَةٌ لِلصَّائِمِ مِنَ الرَّفَثِ، وَطُعْمَةٌ لِلْفُقَرَاءِ وَالمَسَاكِينِ (رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ)

 

Artinya: "Zakat fitrah adalah penyucian bagi orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan makanan bagi orang-orang fakir dan miskin." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah).

 

Macam-Macam Niat Zakat Fitrah
Sebelum membayar zakat fitrah, pastikan membaca niat terlebih dulu. Sebab, niat merupakan perkara wajib yang harus dilakukan dalam menunaikan zakat fitrah. Pembacaan niat disyaratkan berada di dalam hati dan dianjurkan untuk dilafalkan.

 

Dalam artikel NU Online berjudul 'Tuntunan Praktis Zakat Fitrah', dijelaskan terkait macam-macam niat zakat fitrah sesuai peruntukannya. Adapun rincian niat zakat fitrah ialah sebagaimana berikut:

 

1. Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri 

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an nafsî fardhan lillâhi ta’âlâ   

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, wajib karena Allah Ta‘âlâ.”   

 

2. Niat Zakat Fitrah untuk Istri  

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an zaujatî fardhan lillâhi ta’âlâ

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, wajib karena Allah Ta‘âlâ.” 

 

3. Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki 

 

   ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ  

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an waladî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ   

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”   

 

4. Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan 

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ   

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an bintî (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ   

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”  

 

5. Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ تَلْزَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ   

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘annî wa ‘an jamî’i mâ talzamunî nafaqâtuhum fardhan lillâhi ta’âlâ

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, wajib karena Allah Ta‘âlâ.”

 

6. Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan 

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ (..…) ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

 

Nawaitu an ukhrija zakâtal fithri ‘an (sebutkan nama) fardhan lillâhi ta’âlâ   

 

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), wajib karena Allah Ta‘âlâ.”

 

Setelah itu, penerima zakat (mustahiq) dianjurkan mendoakan pemberi zakat (muzakki). Berikut ini contoh doa yang bisa dibaca oleh mustahiq untuk muzakki sebagaimana termaktub di dalam kitab Taqriratus Sadidah karya Habib Hasan Ahmad Muhammad al-Kaff.

 

 ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

 

Âjarakallâhu fî mâ a’thaita wa bâraka fî mâ abqaita wa ja’alahu laka thahûran

 

Artinya: “Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”

 

Waktu Menunaikan Zakat Fitrah
Setidaknya ada 5 waktu untuk mengeluarkan zakat menurut Habib Hasan Ahmad Muhammad al-Kaf dalam karyanya Taqriratus Sadidah sebagai berikut:

 

أَوْقاتُ إخْراجِ زَكاةِ الفِطْرِ خَمْسَةٌ:

 وَقْتُ وُجُوبٍ: بِإِدْرَاكِ جُزْءٍ مِنْ رَمَضَانَ وَجُزْءٍ مِنْ شَوَّالٍ، بِأَنْ يَكُونَ الشَّخْصُ مَوْجُودًا وَمُتَّصِفًا بِشُرُوطِ الوُجُوبِ عِنْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ لَيْلَةَ العِيد

وَقْتُ فَضِيلَةٍ: يَوْمَ العِيدِ بَعْدَ طُلُوعِ الفَجْرِ وَقَبْلَ صَلَاةِ العِيدِ، وَالأَفْضَلُ بَعْدَ صَلَاةِ الفَجْرِ.

وَقْتُ جَوَازٍ: وَهُوَ مِنْ أَوَّلِ رَمَضَانَ.

وَقْتُ كَرَاهَةٍ: تَأْخِيرُهَا عَنْ صَلَاةِ العِيدِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمْسِ، إِلَّا لِمَصْلَحَةٍ كَانْتِظَارِ قَرِيبٍ أَوْ فَقِيرٍ صَالِحٍ.

وَقْتُ حُرْمَةٍ: تَأْخِيرُهَا عَنْ يَوْمِ العِيدِ إِلَّا لِعُذْرٍ، فَيَجُوزُ التَّأْخِيرُ، وَتَكُونُ قَضَاءً بِدُونِ إِثْمٍ كَأَنْ لَمْ يَحْضُرْ مَالُهُ، أَوْ لَمْ يَجِدِ المُسْتَحِقَّ لَهَا.

 

Artinya: "Waktu pengeluaran zakat fitrah dibagi menjadi lima, berikut pembagian dan penjelasannya masing-masing:

1. Waktu wajib: yaitu ketika seseorang mendapatkan sebagian dari bulan Ramadhan dan sebagian dari bulan Syawal, dengan syarat ia masih hidup dan memenuhi kriteria wajib zakat pada saat matahari terbenam di malam hari raya.

2. Waktu utama: yaitu pada hari raya setelah terbit fajar dan sebelum salat Id, dan yang lebih utama adalah setelah salat fajar.

3. Waktu boleh: yaitu terhitung sejak awal bulan Ramadhan.

4. Waktu makruh: yaitu menundanya setelah salat Id hingga matahari terbenam, kecuali ada alasan tertentu seperti menunggu kerabat atau fakir miskin yang berhak menerimanya.

5. Waktu haram: yaitu menunda pembayaran zakat fitrah setelah hari raya tanpa uzur. Namun, jika ada uzur, seperti hartanya belum sampai atau belum menemukan orang yang berhak menerimanya, maka boleh menunda dan tetap wajib mengqadha tanpa dosa.

 

Demikianlah penjelasan terkait waktu menunaikan zakat fitrah beserta macam-macam niat saat mengeluarkannya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bertakwa dan selalu beramal saleh di bulan Ramadhan ini. Wallahu A'lam.