• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Keislaman

Makna Shalat sebagai Kesucian Hati dari Dosa

Makna Shalat sebagai Kesucian Hati dari Dosa
Makna shalat. (Foto: NU Online)
Makna shalat. (Foto: NU Online)

Terkadang kita merasa jenuh terhadap ibadah yang satu ini yakni shalat 5 waktu di waktu yang tepat. Di dalam shalat tidak hanya sekadar memenuhi syarat dan rukunnya saja, ada juga kewajiban serta aturan-aturan yang menyempurnakan shalat tersebut.


Memang tidak ada batasan sejauh mana seseorang mewujudkan shalat berikut esensinya mengingat perbedaan kemampuan masing-masing orang. Tetapi masing-masing kita dituntut untuk mengejar esensi shalat.


Mengomentari perkataan Sayyidina Umar: Siapa yang menjaga kewajiban dan menjaga kesempurnaan shalat. Ibnul Arabi mengatakan: Aku melihat ribuan orang bahkan tak terhitung menjaga kewajiban shalat, tetapi orang yang menjaga kewajiban shalat dengan khusyuk dan kehadiran penuh hanya terhitung dengan lima jari.


Yang harus dipahami terlebih dahulu adalah bahwa shalat adalah kesempatan bagi manusia untuk membersihkan diri dalam artian seluas-luasnya dan membuka pintu ghaib sehingga shalat benar-benar efektif untuk menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar.


 قلت طهارة القلوب من الذنوب إذ أنها تنهى عن الفحشاء والمنكر وتكفر السيئات وتفتح أرباب الغيوب بما فيه من التجليات التي أشار إليها (الصلاة محل المناجاة ومعدن مصافات) قلت لأنها محل لقرب العبد من ربه والوقوف بين يدي مولاه بلا واسطة سوى ذكره والقيام بوظائف العبودية على المواجهة والمعاينة


Artinya: (Shalat itu) kesucian hati dari dosa karena shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, menghapus dosa, dan membuka pintu-pintu ghaib dengan penampakan kuasa-Nya seperti ditunjukkan oleh Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam, ‘Shalat tempat munajat dan tambang kebersihan.’ Shalat adalah ‘tempat’ terdekat seorang hamba dan Penciptanya; ‘tempat’ menghadap di hadapan-Nya tanpa perantara selain menyebut-Nya; dan pelaksanaan tugas-tugas kehambaan dalam menghadap dan melihatnya. (Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, Syirkah Al-Qaumiyah, 2010 M/1431 H, halaman 110).


Bagaimana shalat mencegah perbuatan keji dan munkar? Shalat membuka pintu ghaib. Dari sini orang yang shalat menyaksikan kuasa Allah SWT sehingga ia takut dan juga malu untuk melakukan perbuatan keji dan munkar.
 


Di samping itu, shalat merupakan kesempatan emas bagi manusia untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Ketika shalat seseorang memasuki dimensi di mana ia menyadari bahwa ia yang bukan apa-apa sedang menghadap Allah Yang Maha Kuasa. Wallahu a‘lam.


Keislaman Terbaru