Mengatasi Krisis Moral Melalui Pendidikan Islam yang Holistik
Kamis, 22 Mei 2025 | 08:00 WIB
M Rufait Balya B
Kontributor
Fenomena kemerosotan moral di tengah masyarakat kian mengkhawatirkan. Korupsi merajalela, kekerasan di kalangan remaja meningkat, nilai kejujuran memudar, dan adab dalam pergaulan makin menipis.
Banyak pihak menunjuk sistem pendidikan nasional sebagai biang keladi terutama karena dianggap terlalu sekuler dan minim nilai-nilai spiritual. Namun, apakah benar sistem pendidikan formal satu-satunya penyebab? Ataukah kita justru perlu menggali kembali konsep pendidikan Islam yang holistik?
Jadi, tidak sepenuhnya benar jika kita menjadikan pendidikan sekuler sebagai kambing hitam utama krisis moral masyarakat. Krisis akhlak adalah fenomena kompleks yang melibatkan banyak faktor, mulai dari keluarga, pergaulan, hingga lemahnya peran lembaga agama. Namun demikian, pendidikan memang memainkan peran sentral.
Maka dari itu, konsep pendidikan Islam yang holistik dinilai sangat penting untuk diterapkan pada sistem pendidikan Indonesia. Karena sejatinya pendidikan Islam bukan hanya transmisi ilmu, akan tetapi juga transformasi kepribadian.
Pendidikan Islam holistik adalah pendekatan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga menanamkan adab, keimanan, tanggung jawab sosial, dan kesadaran akan akhirat. Dalam Al-Qur’an, model pendidikan seperti ini sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as saat mendoakan umatnya:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 129).
Syekh Nawawi Al-Bantani menuturkan dalam tafsirnya, bahwa yang dimaksud membacakan ayat Al-Qur’an adalah mengajarkan makna-makna yang terkandung di dalamnya, serta hakikat-hakikat yang terpatri darinya. Sedangkan mengajarkan hikmah adalah mengajarkan hadits nabi atau menyucikan diri dari kesyirikan. (Syekh Nawawi Al-Bantani, Marah Labid, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1417 H], juz 1, halaman 45).
Maka dapat kita ketahui, bahwa ayat dia atas menjelaskan bahwa ada tiga fondasi pendidikan Islam, yakni tilawah (pembacaan wahyu), ta’lim (pengajaran), dan tazkiyah (penyucian diri). Proses pendidikan semacam ini juga ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (keshalihan akhlak).” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah).
Ini menunjukkan bahwa misi utama dakwah Islam bukan semata menyampaikan syariat, tetapi membentuk akhlak umat.
Memang, jika kita hanya mengandalkan kurikulum saja, itu tidak akan membentuk karakter dan kepribadian anak yang bermoral. Lebih-lebih jika guru tidak bisa menjadi teladan akhlak, ditambah lagi lingkungan sosial yang penuh pengaruh buruk. Dari sini lah pendidikan Islam holistik menjawab dengan prinsip integrasi, bahwa semua ilmu harus mengarah pada tauhid dan kemaslahatan umat.
Sejalan dengan prinsip pendidikan Islam holistik, Imam Malik berpesan kepada salah seorang pemuda Quraisy:
يَا اِبْنَ أَحِيْ، تَعَلَّمْ الاَّدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَلَمَ الْعِلْمَ
Artinya: “Wahai anak saudaraku, belajarlah tentang adab sebelum engkau belajar ilmu,” (Abu Nu’aim Al-Ashbahani, Hilyatul Auliya’, juz 6, hlm 330).
Sebagai penutup, krisis moral yang tengah melanda negeri bukan hanya masalah kurikulum, tapi krisis nilai dan visi pendidikan. Islam telah memberi kita solusi komprehensif dalam bentuk pendidikan holistik, pendidikan yang memadukan ilmu, iman, dan akhlak. Kini saatnya kita kembali merancang pendidikan bukan hanya untuk mencetak pekerja, tapi untuk membentuk insan kamil yakni manusia yang bertakwa, cerdas, dan beradab. Wallahu a’lam.
Terpopuler
1
Ketua PW GP Ansor Jatim Ungkap Mimpi Burdah Sebelum Lantik Pengurus Sumenep
2
Pemberangkatan KBIHU NU An-Nahdliyah, Jamaah Haji Diminta Fokus Ibadah dan Jaga Kesehatan
3
Ma'had Aly Denanyar Gelar Kuliah Umum Perkuat Literasi Politik Santri
4
GP Ansor Sumenep Periode 2024-2028 Resmi Dilantik, Siap Kolaborasi dengan Forkopimda
5
Grup Inses di Facebook Viral, Begini Hukum Nikah Sedarah dalam Islam
6
Konfercab XIV, KH Salim Azhar dan Sahrul Munir Pimpin PCNU Lamongan 2025-2030
Terkini
Lihat Semua