• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Merayakan Maulid Nabi, Bagaimana Menurut Pendapat Para Ulama?

Merayakan Maulid Nabi, Bagaimana Menurut Pendapat Para Ulama?
Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah salah satu bentuk kecintaan kepada beliau (Foto:NOJ/mosoa)
Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah salah satu bentuk kecintaan kepada beliau (Foto:NOJ/mosoa)

Dalam sejumlah literatur disebutkan bahwa Nabi Isa dan Nabi Ibrahim sangat gembira saat mendengar kelahiran Nabi Muhammad di bumi. Padahal kedua Nabi itu belum melihatnya. Selain itu, Abu Lahab yang diabadikan dalam Al-Qur'an juga merasa senang ketika mendengar iparnya Sayyidah Aminah melahirkan seorang anak laki-laki.


Kegembiraan yang meluap itu oleh Abu Lahab diwujudkan dengan cara memerdekakan budak sahaya yang bernama Tsuwaibah, karena ia telah memberikan kabar kepada Abu Lahab tentang kelahiran Nabi Muhammad.


Oleh karena itu, Abu Lahab yang meninggal dalam keadaan tidak beriman, mendapat takhfiful adzab (keringanan siksa) dari Allah setiap hari senin, karena bergembira atas kelahiran keponakannya, yakni Nabi Muhammad.


Di lain sisi, bukti kecintaan sahabat kepada Nabi Muhammad, terdapat beragam ekspresi yang diperlihatkan pada saat itu, seperti menyambut kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah dengan syiir, yaitu:


طَلَعَ الْبَدْرْ عَلَيْنَا، مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ # وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا، مَا دَعَا للهِ دَاعِ


Di antara para sahabat, Hassan bin Tsabit termasuk sahabat yang sering membuat syiir, lantaran saking cintanya pada Nabi Muhammad, sehingga ia dijuluki penyair oleh Rasulullah. Syiir-syair yang ditulis oleh Hassan masih dikenang hingga detik ini.


Berangkat dari beberapa kisah di atas, sungguh karunia luarbiasa bagi alam raya atas kelahiran Nabi Muhammad. Namun sayangnya ternyata masih ada sebagian umat Islam yang membid'ahkan maulid Nabi dengan berdalih tidak ada tuntunan agama maupun dalilnya.


Padahal merayakan maulid Nabi merupakan wujud syukur yang dipraktikkan oleh mayoritas umat Islam, termasuk di kalangan Nahdliyyin, dengan cara menyuguhkan jamuan makanan dan minuman atau perbuatan yang mendekatkan diri pada Allah sebagai bentuk kegembiraan atas kelahiran Nabi.


Berikut pendapat para ulama soal merayakan maulid Nabi:


1. Imam Jalaluddin As-Suyuthi penulis tafsir Jalalain.


يستحب لنا إظهار الشكر بمولده صلى الله عليه وسلم والإجتماع وإطعام الطعام ونحو ذالك من وجوه القربات وإظهار المسرات... هو من البدع الحسنة التى يثاب عليها صاحبها لمافيه من تعظيم قدر النبي صلى الله عليه وأله وسلم وإظهار الفرح والإستبشار بمولده الشريف


Artinya: Dianjurkan bagi kita untuk bersyukur atas kelahiran Nabi dengan cara berkumpul dan berbagi makanan atau cara lainnya, dari hal-hal yang bisa untuk mendekatkan diri pada Allah dan menampakkan kegembiraan. Hal itu termasuk bid'ah hasanah yang diberi pahala bagi siapa saja yang melakukannya, karena itu adalah bentuk memuliakan baginda Nabi, menunjukkan kegembiraan atas lahirnya, serta bentuk syiar perihal kelahirannya yang mulia. (Al-Hawi lil Fatawi jilid 1 hal. 292)


2. Syeikh Ibnu Hajar al-Asqalani penulis Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari.


وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي الرحمة فى ذالك اليوم وعلى هذا فينبغى أن يقتصر فيه على ما يفهم الشكر لله تعالى من التلاوة والإطعام وإنشاد شيىء من المدائح النبوية المحركة للقلوب الى فعل الخير والعمل للأخرة ( الفتاوى الكبرى ج ١ ص ١٩٦


Artinya: Dan nikmat mana lagi yang lebih besar daripada munculnya Nabi pembawa rahmat pada hari itu, maka semestinya ada rasa syukur pada Allah dengan bacaan (Qur'an), berbagi makanan, dan melantunkan syair-syair pujian kenabian yang bisa menggerakkan hati untuk senantiasa berbuat baik dan beramal untuk akhirat. (Al-Fatawi al-Kubra jilid 1 hal. 196)


3. Ibnu Taimiyah ulama yang menjadi rujukan utama kaum Salafi/Wahabi.


فتعظيم المولد و اتخاذه موسما قد يفعله بعض الناس و يكون له فيه اجر عظيم لحسن قصده و تعظيمه لرسول الله صلى الله عليه وسلم


Artinya: Adapun mengagungkan perayaan maulid dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin, itu hal yang biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat, karena dalam kegiatan tersebut terdapat pahala yang besar sebab bagusnya tujuan, dan juga sebagai pengagungan terhadap Baginda Nabi Muhammad Saw. (Iqtidha ash-Shirat al-Mustaqim)


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merayakan maulid Nabi merupakan wujud kegembiraan, syukur atas kelahirannya. Jadi, sangat tidak masuk akal merayakan kelahiran Nabi, malah dituduh bidah khurafat. Kecuali dalam perayaan tersebut dibumbui kemaksiatan dan perkara yang dilarang agama.


Keislaman Terbaru