• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Keislaman

Orang Tua Meninggal, Bagaimana Cara Berbakti?

Orang Tua Meninggal, Bagaimana Cara Berbakti?
Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban setiap anak (Foto:NOJ/nuonline)
Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban setiap anak (Foto:NOJ/nuonline)

Oleh: Maftuh Al-Fandani bin Ali*


Pada fitrahnya, kedua orang tua merupakan sebuah tumpu temali hidup, titik kuat sebagai sandaran dalam menjalani kehidupan yang terus berlangsung. Seorang anak tak akan pernah dapat hidup bahagia tanpa kinasih serta tuntunan yang telah dijuangkan orang tua, bertahun-tahun, atau bahkan sampai mati.


Oleh sebabnya, sebagai imbal budi kendati tak akan setara, berbakti dan berlaku baik kepada orang tua hukumnya wajib, tanpa ada penawaran.


Perintah bakti kepada orang tua yang dimaksud adalah melayani, memperlakukan dan merawat orang tua dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman dalam surat Al Ankabuut 29:8


وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا


Artinya: Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya


Imam Al-Qurtubi memaparkan, bahwa kebaikan kepada orang tua yang dimaksud ialah berbuat baik, menjaga mereka, merawat, berbakti pada apa yang telah mereka perintahkan, tidak mempraktisi "memperbudak mereka" dan tidak merasa tinggi diatas mereka. (Birru al-Walidain, Syekh Azhari Ahmad Mahmud, hlm. 7).


Namun, kendati opini berbakti kepada Ayah dan Ibu banyak diwartakan, namun tak sedikit pula yang masih belum mendapatkan bagian titih hidayah, belum menerima kesadaran, bahkan hingga kedua orang tua meninggal.


Lantas, apakah seorang yang memiliki keinginan berbakti kepada orang tua harus terhenti saat keduanya meninggal? Tentulah tidak. Berbakti kepada orang tua tak terputus oleh masa, tapi terus berjalan hingga mereka berdua meninggal.


Seorang sahabat pernah bertanya pada Rasulallah SAW, tepatnya setelah beliau mengingatkan akan pentingnya berbuat kebaikan kepada orang tua dan sanak famili.


يا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِن بِرِّ أبَوَيَّ شَيْءٌ أبَرُّهُما بِهِ بَعْدَ وفاتِهِما؟


Artinya: Wahai Rasulallah, apakah tetap wajib bagiku berbakti pada kedua orang tua. Haruskah aku berbakti pada mereka setelah mereka tiada? Rasulullah SAW menjawab:


 قال : نَعَمْ، الصَّلاةُ عَلَيْهِما والِاسْتِغْفارُ لَهُما وإنْفاذُ عَهْدِهِما وإكْرامُ صَدِيقِهِما وصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لا تُوصَلُ إلّا بِهِما


Ya, dengan cara mendoakan keduanya, memintakan ampun, melaksanakan wasiatnya, memulyakan rekan keduanya, dan menyambung silaturrahim yang tak dapat dilaksanakan kecuali dengan keduanya. (Syekh Said al-Qasimi, Mau'idzah al-Mu'minin, hakaman: 165).


Dengan demikian, tidak ada kata terlambat untuk berbakti pada orang tua. Permasalahannya bukanlah selagi orang tua hidup, namun tentulah selagi kita semua masih hidup. 

 

*Santri Lirboyo asal Pasuruan


Keislaman Terbaru