• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Penjelasan Puasa Syawal Berpahala seperti Setahun

Penjelasan Puasa Syawal Berpahala seperti Setahun
Bagaimana penjelasan bahwa puasa Syawal berpahala seperti puasa selama 1 tahun? (Foto: NOJ/LKw)
Bagaimana penjelasan bahwa puasa Syawal berpahala seperti puasa selama 1 tahun? (Foto: NOJ/LKw)

Kebahagiaan umat Islam ditunjukkan dengan riang gembiranya saat berada di bulan Syawal. Me ngenakan baju maupun kendaraan baru dan segala yang serba anyar melengkapi keceriaan di bulan Syawal. Dan di tengah keceriaan tersebut masih menyempatkan puasa Syawal yang ganjarannya seperti ibadah setahun.


Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk membiasakan diri berbuat kebajikan. Demikian pula melatih diri untuk menahan nafsu dan amarah. Momentum Ramadhan yang positif tersebut hendaknya dapat dipertahankan di bulan-bulan setelahnya. Sungguh sangat beruntung orang yang menganggap seluruh hari-harinya sebagai Ramadhan. Oleh sebab itu, setelah jeda satu hari pada tanggal 1 Syawal, agama menganjurkan untuk berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Menurut mazhab Syafi’i, berpuasa enam hari Syawal hukumnya sunah.  


Nabi menyebut pahala orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan disambung dengan 6 hari bulan Syawal seperti pahala berpuasa selama setahun. Nabi bersabda:


   مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعُهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ  


Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun. (HR Muslim).   


Bagaimana penjelasan hadits tersebut? Hadits dimaksud dapat dipahami secara utuh dengan menggabungkan riwayat lain. Disebutkan dalam hadits riwayat Al-Nasa’i bahwa pahala berpuasa Ramadhan sebanding dengan berpuasa selama 10 bulan, dengan perhitungan per hari puasa pahalanya sebanding dengan 10 berpuasa. Hal ini sebagaimana rumus yang populer dalam hadits Nabi bahwa pahala satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali. Sedangkan puasa 6 hari Syawal pahalanya sebanding dengan 60 hari (dua bulan). Dengan demikian, gabungan puasa Ramadhan dan 6 hari Syawal pahalanya genap satu tahun (10 bulan + 2 bulan).  


Syekh Khatib al-Syarbini menjelaskan:


   وَرَوَى النَّسَائِيُّ خَبَرَ «صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ، فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ» أَيْ كَصِيَامِهَا فَرْضًا، وَإِلَّا فَلَا يَخْتَصُّ ذَلِكَ بِرَمَضَانَ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ؛ لِأَنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا.  


Artinya: Imam al-Nasa’i meriwayatkan hadits; pahala puasa bulan Ramadhan sebanding dengan berpuasa 10 bulan, pahala berpuasa 6 hari Syawal sebanding dengan berpuasa 2 bulan, maka yang demikian itu adalah puasa 1 tahun. Maksudnya seperti berpuasa wajib selama setahun, sebab jika tidak demikian maka tidak terkhusus dengan Ramadhan dan 6 hari Syawal, sebab 1 kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi 10 kali lipat. (Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 2, halaman: 184).  


Dalam referensi yang lain disebutkan:


   قال أصحابنا وهذا صحيح في الحساب؛ لأن الحسنة بعشر أمثالها، وصوم شهر رمضان يقوم مقام ثلاثمائة يوم، وهو عشرة أشهر، فإذا صام ستة أيام بعده قامت مقام ستين يوماً، وذلك شهران، وذلك كله عدد أيام السنة.  


Artinya: Para pengikut kami berkata; Yang demikian ini benar dalam hitungan matematika. Sebab 1 kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali. Puasa Ramadhan sebanding dengan berpuasa selama 300 hari (sepuluh bulan). Maka bila seseorang berpuasa 6 hari setelahnya, sebanding dengan berpuasa 60 hari (dua bulan). Demikian ini adalah hitungan hari selama setahun. (Syekh al-‘Umrani, Al-Bayan fi Madzhab al-Imam al-Syafi’i, juz 3, halaman: 548).  


Pahala puasa Syawal yang sebanding dengan pahala berpuasa 2 bulan maksudnya adalah 2 bulan puasa wajib. Sebab, jika tidak dipahami demikian maka tidak ada arti khusus dalam penyebutan puasa Syawal dalam hadits Nabi. Misalnya bila dipahami bahwa 6 hari puasa Syawal sebanding dengan 2 bulan puasa sunah, ini tidak ada yang spesial karena semua pahala kebaikan memang demikian, pahalanya dilipatgandakan menjadi 10 kali. Dengan demikian, konteks perbandingan pahala tersebut harus dipahami dengan puasa wajib agar berbeda antara puasa Syawal dengan lainnya.  


Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:


   والمراد ثواب الفرض وإلا لم يكن لخصوصية ستة شوال معنى؛ إذ من صام مع رمضان ستة غيرها يحصل له ثواب الدهر لما تقرر فلا تتميز تلك إلا بذلك  


Artinya: Yang dikehendaki adalah pahala puasa fardlu, jika tidak demikian, maka tidak ada makna pengkhususan Syawal dalam hadits Nabi, karena orang yang berpuasa beserta Ramadhan, selama enam hari maka mendapat pahala puasa setahun seperti keterangan yang sudah ditetapkan, maka pahala puasa enam hari Syawal tidak dapat dianggap spesial kecuali dengan penafsiran tersebut (sebanding dengan pahala puasa fardlu dua bulan). (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, halaman: 456).  

  

Walhasil, orang yang berpuasa 1 bulan penuh di bulan Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, pahalanya seperti orang yang berpuasa wajib selama setahun.  


Keislaman Terbaru