• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Keislaman

Pernah Menjadi Target Sihir, Berikut Penangkal dari Rasulullah

Pernah Menjadi Target Sihir, Berikut Penangkal dari Rasulullah
Ilustrasi beberapa peralatan sihir (Foto:NOJ/adatah)
Ilustrasi beberapa peralatan sihir (Foto:NOJ/adatah)

Sihir adalah ilmu hitam yang digunakan untuk mencelakai orang lain dengan bantuan setan. Biasanya identik dengan dukun, paranormal, cenayang. Motifnya bermacam-macam; balas dendam karena sakit hati, iri hati, merusak hubungan, adu kesaktian, bahkan menyakiti orang sebab adanya persaingan.


Perlu diketahui bahwa sejarah sihir, santet sudah dikenal sejak lama. Bahkan Nabi Muhammad pernah menjadi sasaran sihir dari orang Yahudi Bernama Labid bin A’sam. Motifnya hasud kepada Nabi.


Dalam salah satu hadits disebutkan:


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: سُحِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا يَفْعَلُهُ حَتَّى كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ دَعَا وَدَعَا ثُمَّ قَالَ: أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا فِيهِ شِفَائِي؟ أَتَانِي رَجُلانِ فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِلآخَرِ: مَا وَجَعُ الرَّجُلِ؟ قَالَ  مَطْبُوبٌ ؟ قَالَ : وَمَنْ طَبَّهُ ؟ قَالَ: لَبِيدُ بْنُ الأَعْصَمِ. قَالَ : فِيمَا ذَا؟ قَالَ: فِي مُشُطٍ وَمُشَاقَةٍ وَجُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ. قَالَ فَأَيْنَ هُوَ؟ قَالَ: فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ. فَخَرَجَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لِعَائِشَةَ حِينَ رَجَعَ: نَخْلُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ. فَقُلْتُ: اسْتَخْرَجْتَهُ ؟ فَقَالَ: لاَ، أَمَّا أَنَا فَقَدْ شَفَانِي اللَّهُ وَخَشِيتُ أَنْ يُثِيرَ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ شَرًّا ثُمَّ دُفِنَتْ الْبِئْرُ. رواه البخاري ومسلم


Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata, Nabi pernah disihir hingga beliau dibuat seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya. Hingga suatu hari beliau memanggil-manggil, lalu beliau bertanya, “Apakah kamu (Aisyah) tidak merasakan bahwa Allah telah mengabarkan tentang kesembuhanku?, dua orang laki-laki mendatangiku, lalu salah satu dari keduanya duduk di sebelah kepalaku dan satunya di sebelah dua kakiku. Kemudian salah satu malaikat mengatakan kepada yang malaikat lain, “Apa penyakit laki-laki ini?”, Terkena sihir, jawabnya. “Siapa yang menyihirnya?”, “Labid bin Al-A’sham”, jawabnya lagi. “Dengan apa?”, “Sisir, rambut yang jatuh, serta selendang mayang pohon kurma”, jawab malaikat satunya. “Dimana letaknya?”, “di dalam sumur Dzarwan”, ucap malaikat. Nabi keluar menuju ke sumur itu, kemudian kembali dan berkata kepada Aisyah ketika pulang, “pohon kurmanya seperti kepala setan”. Lalu aku (Aisyah) berkata, “Apakah engkau bisa mengeluarkannya?” “Tidak, sungguh Allah telah menyembuhkanku, aku khawatir memberikan kesan buruk kepada orang lain”. Kemudian sumur itu dikubur. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).


Hadis ini dijelaskan oleh Qadi Iyad bahwa yang disihir adalah fisik Nabi, bukan akal maupun keyakinannya. 


قَالَ عِيَاض : فَظَهَرَ بِهَذَا أَنَّ السِّحْر إِنَّمَا تَسَلَّطَ عَلَى جَسَده وَظَوَاهِر جَوَارِحه لَا عَلَى تَمْيِيزه وَمُعْتَقَده 


Artinya: Qadi Iyad berkata, hadis ini menjelaskan bahwa yang disihir adalah fisik dan anggota tubuhnya, bukan akal dan keyakinannya. (Fathul Bari)


Dalam kitab Tafsir Munir karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili menyatakan bahwa kisah di atas berkaitan erat dengan sebab turunnya surah muawwidzatain; surah An-Nas dan A-Falaq. Begitu pula Imam Suyuti dalam kitab Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul menuturkan bahwa peristiwa tersebut merupakan asbabun nuzul surah an-Nas dan al-Falaq. Selain itu, Aisyah dalam hadis riwayat Tirmidzi juga menyebut keduanya sebagai muawwidzatain.


Selanjutnya setiap kali Nabi membaca satu ayat, lepaslah ikatan satu-persatu dan begitu seterusnya sesuai jumlah total surat surah Al-Falaq 5 ditambah surah An-Nas 6 (total 11 ayat) sama persis dengan 11 ikatan yang dibuat oleh Labid agar Nabi sesak. Akhirnya Nabi sembuh kembali.


Salah satu riwayat hadis dalam Sunan Annasai menyebutkan:


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ يَا ابْنَ عَابِسٍ أَلَا أَدُلُّكَ أَوْ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ مَا يَتَعَوَّذُ بِهِ الْمُتَعَوِّذُونَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ هَاتَيْنِ السُّورَتَيْنِ


Artinya: Sesungguhnya Rasulullah bersabda, ‘Wahai Ibnu Abbas, maukah kamu  tunjukkan – atau dalam redaksi lain, maukah kamu aku beritahu – sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?’, Ibnu Abbas menjawab, ‘Iya wahai Rasulullah’, Beliau pun bersabda: baca dua surat ini; ‘qul a’udzu birabbil falaq dan qul a’udzu birabbin nas.


Sahih Bukhari juga menegaskan akan dahsyatnya surat muawwidzatain dalam menjaga siapapun dari gangguan jin dan manusia.


عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ


Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi Muhammad pada malam hari ketika akan berbaring ke tempat tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan dalam keadaan terbuka, kemudian meniupnya, lalu membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq dan surah an-Nas. Kemudian dengan kedua telapak tangan tersebut, beliau mengusap tubuh beliau, dimulai dari kepala dan wajah serta anggota tubuh lainnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari).


Oleh karena itu, dua surat Al-Falaq dan An-Nas bisa dibaca untuk mengusir sihir, santet dan guna-guna. Sebab kandungan dari dua surat tersebut adalah meminta perlindungan kepada Allah dari seburuk-buruknya kejahatan baik dari jin maupun manusia.


Dari sini, ada satu hal lain yang perlu dicamkan, khususnya untuk kita semua, bahwa dalam pergaulan, tetap kedepankan sikap santun, hati-hati dalam ucapan, jangan mudah menyakiti orang lain, karena siapapun berpotensi untuk dibenci, dihasudi, bahkan menjadi target sihir. 


Editor:

Keislaman Terbaru