• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

Sambut 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah, Yuk Perbanyak Ibadah

Sambut 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah, Yuk Perbanyak Ibadah
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan (Foto:NOJ/majlisurubilaimah)
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan (Foto:NOJ/majlisurubilaimah)

Bulan Dzulhijjah akan tiba, bulan mulia umat Islam untuk menunaikan ibadah haji. Sedangkan yang belum berkesempatan menunaikan haji, lazimnya diisi dengan berpuasa sunnah. Khususnya pada hari-hari pertama bulan Dzulhijjah.
 

Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah merupakan hari istimewa, sebab terkumpul berbagai macam ibadah yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain. Di antaranya, shalat idul adha, puasa tarwiyah dan arafah, menyembelih kurban dan haji.
 

Terkait keutamaan tersebut bisa ditemukan dalam salah satu hadis:
 

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الحِجَّةِ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ، وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ القَدْرِ
 

Artinya: Diriwayatkan Abu Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda: Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah; satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar (HR. Tirmidzi, 3/122)
 

 

Sedangkan dalam redaksi lain:
 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِنَّ الْعَمَلُ - أَوْ قَالَ - أَفْضَلُ فِيهِنَّ الْعَمَلُ مِنْ أَيَّامِ الْعَشْرِ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ ، وَلَا الْجِهَادُ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَا يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
 

Artinya: Diriwayatkan Ibnu abbas, ia berkata, Rasulullah bersabda, tiada hari-hari yang disukai oleh Allah untuk melakukan amal ibadah paling utama daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Kemudian Rasulullah ditanya: tidak pula jihad?, Beliau menjawab: begitu pula jihad, kecuali dia keluar berjuang sendiri dengan bekalnya dan tidak pulang membawa apa-apa (HR. Tabrani 12/13)
 

 

Dari penjelasan hadits di atas, cukup jelas bahwa ibadah apapun yang dilaksanakan pada awal sepuluh hari tersebut sangat dianjurkan, termasuk shalat, puasa dan lain sebagainya. Hanya saja, karena puasa dilarang pada hari Idul Adha, maka kesunnahan puasa di awal Dzulhijjah terhitung sembilan hari saja.
 

Keumuman hadits marfu' di atas cukup menjadi dasar keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk puasa sunnah pada hari ke-9  di bulan Dzulhijjah. Puasa sunnah pada hari ke- 9 ini populer disebut puasa Arafah, yakni puasa sunnah yang dianjurkan bagi selain orang yang sedang menjalankan ibadah haji.


Editor:

Keislaman Terbaru