• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

3 Akibat Menjauhi Ulama Menurut Kiai Marzuki

3 Akibat Menjauhi Ulama Menurut Kiai Marzuki
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)

Bangkalan, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar menjelaskan tiga akibat jika seseorang menjauh dari ulama. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara Tablig Akbar yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tanjung Bumi. Agenda itu dipusatkan di Lapangan TPK Balok Paseseh, Tanjung Bumi, Bangkalan, Senin (19/09/2022).


“Rasulullah telah memberikan warning (peringatan), memberikan tanbih kepada kita, bahwa kelak akan ada zaman, di zaman itu orang yang awam dan bodoh seperti kita malah lari menjauh dari para ulama. Ia sudah tidak lagi percaya pada Syaikhona Kholil, tidak percaya Kiai Hasyim Asy’ari, tidak percaya Kiai As’ad Syamsul Arifin,” kata Kiai Marzuki.


Ia mengatakan, saat ini banyak orang awam yang tidak mengerti ilmu agama, tidak paham ilmu fiqih, tafsir dan hadits. Tapi orang-orang itu bukan mendekati ulama, tapi malah menjauh dari ulama. Karena menjauh dari ulama itulah Allah SWT memberikan tiga musibah kepadanya.


Musibah yang pertama adalah hasil kerjanya tidak barokah. Tidak seperti orang dahulu yang mondok dan kuliah dengan keuangan yang sulit tapi kemudian sukses menjadi kiai alim dan cendekiawan.


“Sekarang mahasiswa satu bulan nggak cukup Rp2 juta, kadang Rp3 juta. Pulang bodoh tapi pintar demo, bahkan maaf-maaf sampai hamil di luar nikah. Betapa tidak barokahnya duit Rp3 juta sebulan yang dikirimkan ke mahasiwa itu. Kenapa nggak barokah? Karena jauh dari bimbingan dan doa para ulama, jauh dari keberkahan dan ridha para ulama. Akhirnya rezekinya tidak barokah,” jelasnya.


Kedua, Allah SWT mengirimkan pejabat yang dzalim. Hal ini bisa dilihat dari para pejabat yang diangkat berasal dari orang-orang yang tidak taat ibadah, mengikuti ajaran wahabisme, syiah dan liberal.


“Itu namanya dzalim, tidak ikut membimbing rakyatnya supaya berakidah yang benar, bersyariat yang benar, supaya beribadah yang benar. Kenapa ada penguasa dzalim, karena salah satu penyebabnya adalah masyarakat sudah tidak lagi manut kepada para ulama,” ungkap Kiai Marzuki.


Ketiga, yaitu yahrujuna minad dunya bighairi iman. Yakni, mereka yang tidak mengerti antara yang hak dan yang batil, tidak mengerti memahami dalil dan mereka menjauh dari ulama. Cara berislam mereka tanpa bimbingan ulama, ahkirnya mereka mati tanpa membawa iman.


“Bisakah orang awam gara-gara tidak ikut ulama jadi kafir? Bisa. Betapa banyak sekarang orang awam tidak ikut ulama akhirnya ikut gerakan atau golongan yang ternyata itu punya ajaran masuk kategori murtad,” tegasnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang itu menyebutkan, saat ini banyak golongan yang berani mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.


“Kalau yang diharamkan ternyata halal dan itu mujma’ alaih, atau yang dihalalkan padahal haram dan itu sudah mujma’ alaih, dan dia mengatahui hal itu, maka itu sudah jadi murtad dan matinya tanpa membawa iman,” pungkasnya.


Madura Terbaru