Ryan Syarif Hidayatullah
Kontributor
Bangkalan, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama Bangkalan Nyai Nur Anisah merespons kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami oleh seorang kader aktif Fatayat NU dengan inisial NS. Kasus tersebut terjadi di Sumenep dan berujung kematian pada korban.
"Kami mengutuk keras atas kasus ini dan meminta pihak kepolisian untuk mengusut secara tuntas serta memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang ternyata merupakan suaminya sendiri dengan hukuman seadil-adilnya," ujarnya saat dimintai keterangan oleh NU Online Jatim pada Jum'at (11/10/2024).
Dirinya mengungkapkan dengan hukuman yang setimpal bisa memberikan efek jera kepada pelaku dan menjadi pelajaran bagi khalayak bahwa setiap ketimpangan yang terjadi dimanapun akan mendapatkan hukuman berat dan setimpal.
"Kami berharap kasus KDRT dengan motif apapun tidak terjadi lagi dimanapun khususnya di lingkungan perempuan-perempuan NU," terangnya.
Untuk itu, Nyai Anisah menekankan pentingnya sebuah edukasi dan pemahaman tentang kesalingan dalam memaknai hak serta kewajiban mengarungi rumah tangga. Menurutnya, edukasi juga sebagai penguatan dasar tentang bagaimana suami dan istri bisa memahami bahwa kehidupan rumah tangga ibaratkan satu tim kerja yang solid.
"Partner antara suami dan istri yang harus saling melengkapi, memahami kelebihan dan kekurangan, serta membimbing. Sehingga tercipta suasana yang nyaman dan meneduhkan," tambahnya.
Dirinya pun mengutip Surah Al-Baqarah ayat 187 bahwa Allah SWT berfirman:
هُنَّ لِبَا سٌ لَّـكُمْ وَاَ نْـتُمْ لِبَا سٌ لَّهُنَّ
Artinya: "Mereka (para istri) adalah pakaian bagimu (para suami) dan kamu adalah pakaian bagi mereka".
Nyai Anisah berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semuanya bahwa pentingnya belajar menahan ego dan emosi yang berlebihan agar tidak terjadi hal-hal di luar nalar yang sangat menjerumuskan.
"Akibat dari KDRT sangat berdampak buruk pada masa depan anak. Sang anak harus kehilangan ibunya yang merupakan perempuan yang seharusnya menjadi orang pertama untuk memberikan didikan dan kasih sayang yang tulus. Bahkan kelak, anak akan mendengar cerita tentang derita sang ibu sehingga berakibat buruk pada tumbuh kembang sang anak," pungkasnya.
Terpopuler
1
Seleksi Ansor Magang Jepang 2025 Dibuka, Simak Ketentuannya
2
Diresmikan Bupati, Gedung MWCNU di Bangkalan Diharap Jadi Penggerak Organisasi
3
PMII Rayon Ibnu Aqil Gelar PKD ke-31 di Singosari, Cetak Kader Intelektual Progresif dan Militan
4
Ratusan Santri Pagar Nusa Malang Meriahkan Kejurcab III
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua