• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 26 Juni 2024

Madura

Hikmah di Balik Perayaan Idul Adha menurut Rais NU di Sumenep

Hikmah di Balik Perayaan Idul Adha menurut Rais NU di Sumenep
Rais MWCNU Batang-Batang, Sumenep, Kiai Moh Ishak. (Foto: NOJ/Moh Khoirus Shadiqin)
Rais MWCNU Batang-Batang, Sumenep, Kiai Moh Ishak. (Foto: NOJ/Moh Khoirus Shadiqin)

Sumenep, NU Online Jatim 

Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Batang-Batang, Sumenep, Kiai Moh Ishak mengatakan, ada beberapa hikmah dalam perayaan Idul Adha.


Menurutnya, Idul Adha merupakan momentum melebur dosa-dosa yang telah diperbuat. Di antara hikmah yang bisa dipetik ialah silaturahim dan bermaaf-maafan yang dapat menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.


"Di samping seseorang harus mampu menjaga hubungan baiknya dengan Allah, ia juga harus menjaga hubungan baik dengan sesama manusia,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (16/06/2024).


Ia menyebut, dengan bersilaturahim dan bermaaf-maafan akan terkikis sifat sifat negatif seperti permusuhan, ketegangan, fitnah, caci maki dan kedzhaliman dalam kehidupan peribadi, keluarga, masyarakat, organisasi, politik, berbangsa dan bernegara.


Selain itu, Idul Adha dapat menjadi momentum untuk saling berbagi. Salah satu pilihan yang sangat lumrah dilakukan ialah berbagi daging kurban. Di masjid, lembaga pendidikan, pesantren, hingga Instansi-instansi pemerintah dan non pemerintah telah menjadi penyelenggara berbagi daging kurban. Berbagi daging kurban telah menjadi tradisi yang wajib ada dalam setiap perayaan Idul Adha.


"Berbagi daging merupakan bentuk 'Tafrihah' kepada sesama manusia terutama fakir miskin sehingga bisa terkikis kesenjangan di antara mereka, " tutur Pengasuh Pesantren At-Ta'awun Batang-Batang itu.


Yang terpenting, kisah Nabi Ibrahim dan keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah untuk mengorbankan putranya, Ismail AS adalah puncak dari kepatuhan dan kepercayaan mutlak kepada Sang Pencipta yang patut dijadikan contoh.


“Keikhlasan ini tidak hanya menguji kesetiaan dan keteguhan hati seorang ayah, tetapi juga menjadi pelajaran bagi kita semua tentang arti pengorbanan sejati,” paparnya.


Madura Terbaru