• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Kiai Ishak, Jelaskan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Kiai Ishak, Jelaskan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Kiai Ishak. (Foto: NOJ/Khoirus)
Kiai Ishak. (Foto: NOJ/Khoirus)

Sumenep, NU Online Jatim

KH Moh Ishak, Pengasuh Pondok Pesantren At-Ta'awwun Sumenep sampaikan pengertian amar ma'ruf nahi munkar. Pendapat itu di sandarkan pada kitab al-Fikrah al-Nahdliyah Karya KH Imadudin Usman asal Banten.

 

Ia menyampaikan hal tersebut pada silaturrahmi dan konsolidasi Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) se-Kecamatan Batang-batang, Sumenep. Acara itu dipusatkan di Ranting Legung Timur Kecamatan setempat, Ahad (08/11).

 

"Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa konsep NU yang ke-empat adalah amar ma'ruf nahi munkar", kata Kiai Ishak sapaan akrabnya.

 

Rais Majelis wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Batang-batang itu menyampaikan bahwa amar ma’ruf memiliki arti, sesuatu yang diketahui oleh akal dan syari'at islam dalam bentuk kebaikan. Menurutnya, akan percuma suatu kebaikan apabila tidak dapat diterima oleh akal maupun syari'at islam.

 

"Amar ma'ruf artinya kebaikan yang bisa diterima oleh akal dan syari'at Islam", tuturnya.

 

Sedangkan pengertian 'nahi munkar', menurut Kiai Ishak adalah sesuatu yang ditolak oleh akal maupun syari'at islam. Dan cara menolak kemungkaran harus dengan cara-cara yang baik. 

 

"Arti dari nahi munkar, sesuatu yang ditolak oleh akal maupun syari'at islam", ucapnya.

 

Lebih lanjut, ia mengisahkan sahabat Umar bin Khattab yang menegur pemuda yang sedang muntah akibat mabuk-mabukan di rumahnya. Dengan sifatnya yang keras dan tegas Umar memarahi pemuda tersebut.

 

"Ada kisah menarik, ketika sahabat Umar hendak menegur pemuda yang sedang mabuk-mabukan", katanya.

 

Dalam cerita Umar beranggapan bahwa pemuda tersebut telah melakukan suatu dosa karena mabuk-mabukan. Tetapi pemuda tersebut malah mengatakan Umar yang lebih berdosa dari dirinya karena tiga hal.

 

Yang pertama, pemuda tersebut mengatakan Umar bin Khattab telah berdosa karena mencari kejelekan orang lain, padahal dalam Al-Quran telah jelas dilarang. Kedua, Umar berdosa karena masuk kerumah orang tidak melalui pintu utama, padahal juga jelas itu dilarang. Sedangkan, yang ketiga, Umar masuk rumah tanpa salam. Dalam Islam dianjurkan mendahuluinya dengan mengucap salam. Dari kejadian itu, pada akhirnya keduanya saling menyadari dosa-dosa yang diperbuat.

 

"Dari situ kita belajar bahwa amar ma'ruf nahi munkar harus dilakukan dengan cara-cara yang baik juga santun", tegasnya.


Madura Terbaru