• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Madura

Nahdlatut Turots Mulai Digitalisasi Manuskrip Ulama Terdahulu

Nahdlatut Turots Mulai Digitalisasi Manuskrip Ulama Terdahulu
Proses digitalisasi oleh Perpusnas RI. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)
Proses digitalisasi oleh Perpusnas RI. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)

Bangkalan, NU Online Jatim

Pegiat manuskrip Nahdlatut Turots membuka proses digitalisasi dan katalogisasi turots pesantren dan Islam Indonesia di Pondok Pesantren al-Akhyar Tambak Agung, Kecamatan Labang, Bangkalan. Kegiatan itu dilaksanakan mulai tanggal 19-30 Mei 2022.


Acara ini juga bersamaan dengan adanya reservasi pendataan, perawatan dan digitalisasi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) terhadap manuskrip yang ada di Pondok Pesantren al-Akhyar.


Koordinator Nahdlatut Turots, Lora Ustman Hasan Al-Akhyari menyampaikan, ada empat tempat yang akan menjadi titik digitalisasi.


"Kita mulai hari ini, hari Kamis di Ponpes Al-akhyar, kemudian akan berpindah ke Ponpes Almuntaha Jengkebuan, Ponpes Sembilangan Bangkalan dan yang terakhir di Ponpes Langitan Tuban," tutur Lora Ustman, Kamis (19/05/2022).


Salah satu pegiat Nahdlatut Turots, Gus Ahmad Ginanjar Sya'ban mengungkapkan bahwa para santri generasi sekarang kalau pun tidak bisa untuk sampai pada derajat keilmuan yang menghasilkan karya monumental seperti ulama terdahulu, paling tidak santri sekarang jangan menjadi santri durhaka terhadap para leluhur.


"Jagan sampai kemudian menjadi generasi durhaka yang menjadiakn karya-karya para leluhur kita itu terputus dan tidak diketahui oleh generasi anak-anak kita, itu kita betapa durhakanya kalau seperti itu," kata Gus Ginan.


Ia menambahkan, salah satu langkah para santri agar tidak durhaka terhadap para leluhur ini ialah melalui gerakan Nahdlatut Turots, dengan cara melestarikan dan menjaga karya-karya para guru.


"Di antaranya dengan didigitalisasi, dibuatkan katalog agar nanti generasi setelah kita itu tahu, oh karya ulama Mbah Kholil Bangkalan itu ada sekian dalam ilmu bidang fiqih karyanya ini, dalam ilmu tata bahasa arab bidangnya ini, dalam bidang tasawuf karyanya ini, itu sebagai kompas, sebagai dalil, sebagai petunjuk bagi generasi kita mendatang kalau inilah warisan pemikiran yang telah diwariskan, digariskan, ditulis oleh para leluhur-leluhur kita," jelasnya.


Gus Ginan berharap agar karya-karya para ulama terdahulu bisa dipublikasikan dan dipelajari di berbagai pesantren


"Harapan kita ini mudah-mudahan bisa bersinergi bisa bekerjasama, karya-karya ulama kita ini yang berupa manuskrip itu bisa terlestarikan bukan hanya fisiknya, bukan cuma bentuk digitalnya tapi juga terpublikasikan agar dibaca, dipelajari oleh kawan-kawan pesantren yang terhubung dengan jaringan kita," ujar Gus Ginan.


Editor:

Madura Terbaru