Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Banyak cara yang dilakukan Nahdliyin untuk membangunkan warga supaya segera melaksanakan makan sahur. Salah satunya dengan memainkan musik Tong-tong yang berpatroli saat dini hari hingga waktu menjelang imsak.
Kiai Homaidy, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Sumenep menjelaskan, musik ul-daul atau tong-tong merupakan musik tradisional Madura. Secara historis, tong-tong merupakan bunyi kentongan terbuat dari bambu yang digunakan sebagai pertanda ada bahaya.
“Namun di zaman modern ini, musik itu dimodifikasi dengan tambahan alat-alat musik lainnya, seperti lyra, kedang, gong, tam-tam, dan sejenisnya,” terangnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Jumat (08/04/2022).
Tak hanya itu, musik tong-tong memiliki karakter khas yang bisa beradaptasi dengan kondisi zaman. Karena musik tersebut tidak hanya memberi keindahan suara, tetapi mengingatkan pada generasi muda bahwa ajaran leluhur yang dituangkan dalam nilai-nilai kesenian.
“Ritme yang dipakai oleh kesenian tradisional ini adalah tabuhan kleningan atau ludruk. Ketukan tabuhan, lirik, dan syairnya pun dikolaborasikan dengan alat musik modern,” ujarnya.
Syafi’uddin warga Kelurahan Kolor, Kabupaten Sumenep mengatakan, yang dilakukan oleh kelompok musik tradisional itu bagian dari ibadah. Karena membantu umat Muslim untuk menyiapkan sahur untuk keluarganya.
“Ketika bunyi musik tong-tong terdengar, istri kami bergegas menyiapkan santapan makan sahur. Kami melihatnya, setelah kami melakukan shalat Tahajud dan beri'tikaf di masjid Jami’ Sumenep,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
Grand Final Duta Kampus Unisma 2025, Representasi Menuju WCU
Terkini
Lihat Semua