• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Perempuan Merdeka dengan Sembilan Nilai Utama Gus Dur

Perempuan Merdeka dengan Sembilan Nilai Utama Gus Dur
Refleksi Kemerdekaan oleh Komunitas Gusdurian Sumenep. (Foto: NOJ/ ISt)
Refleksi Kemerdekaan oleh Komunitas Gusdurian Sumenep. (Foto: NOJ/ ISt)

Sumenep, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Sumenep, Raudlatun menjelaskan bagaimana kemerdekaan perempuan yang sebenarnya. Di antaranya dengan mengamalkan 9 nilai utama dalam pemikirian KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.


Penegasan tersebut disampaikan saat jadi pemateri pada kegiatan Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar oleh Komunitas Gusdurian Sumenep. Kegiatan tersebut dipusatkan di Simple Cafe, Sumenep, Sabtu (20/08/2022).

  
Ia menyebutkan, salah satu cara untuk memerdekakan perempuan ialah dengan meneladani sembilan nilai utama Gus Dur. Di antaranya terkait dengan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan agar merdeka.


“Perempuan itu memiliki kemerdekaannya sendiri. Meski terkadang seakan tidak merdeka karena seringkali dikandangkan,” ujarnya.


Dirinya menyampaikan, makna merdeka yang sebenarnya bagi perempuan ialah bebas pergi kemana saja untuk melakukan hal-hal bermanfaat. Baik kepada diri sendiri atapun terhadap lingkungan sekitar.


“Hal ini saya katanya karena masih ada sebagian perempuan yang terhalang dan tidak bebas untuk melanjutkan pendidikan karena sebab-sebab tertentu," ungkapnya.


Sementara Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep Kiai Abdul Wasid menjelaskan, di balik sejarah Kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga Gus Dur.


“Mereka di antaranya ialah Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur, dan KH Wahid Hasyim, ayah Gus Dur,” terangnya.


Disebutkan, Kiai Hasyim Asy'ari sebagai salah satu penasihat melalui istikharah dalam penetapan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan Kiai Wahid Hasyim merupakan salah satu tim dalam merumuskan bentuk negara Indonesia.


Peran dan kontribusi lainnya ialah diubahnya sila pertama dalam Pancasila menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Hal itu dilakukan untuk menghindari disintegrasi bangsa ketika itu yang masih dalam masa konsolidasi. Serta, sikap mengedepankan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.


“Sikap yang demikian kemudian dilanjutkan oleh Gus Dur ketika masih hidup, hingga tertanam kuat dalam diri generasi penerus,” pungkasnya.


Madura Terbaru