• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Rais PBNU Imbau Santri Belajar pada Ulama yang Punya Sanad Ilmu

Rais PBNU Imbau Santri Belajar pada Ulama yang Punya Sanad Ilmu
KH Abd A'la Basyir (pegang mik), Rais PBNU. (Foto: NOJ/ Firdausi)
KH Abd A'la Basyir (pegang mik), Rais PBNU. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim
Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abd A'la Basyir mengimbau agar para santri belajar kepada ulama yang memiliki sanad keilmuan yang jelas. Penegasan tersebut disampaikan saat sambutan dalam acara Ngaji Kesantrian bersama Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang dipusatkan di Aula Asy-Syarqawi Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Senin (31/10/2022).


“Banyak santri yang belajar pada ulama-ulama yang (pernah jadi) santri. Salah satunya KH M Ilyas putra KH Muhammad Syarqawi pendiri Pesantren Annuqayah yang berguru kepada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari,” ujarnya.


Demikian pula, KH Abdullah Sajjad yang wafat di depan regu tembak Belanda pada tanggal 03 Desember 1947, ia menempuh pendidikannya dari pesantren ke pesantren. Di antaranya adalah Pesantren Karay Ganding, Pesantren Syaikhona Moh Kholil Bangkalan, Pesantren Tebuireng Jombang, Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo, dan ke tanah suci Makkah bersama Kiai Ilyas Syarqawi.


"Kiai Sajjad lahir sekitar antara tahun 1895 atau 1896. Beliau kembali dari Haramain sekitar tahun 1920-an. Pada tahun 1923, ia mendirikan Pesantren Annuqayah daerah Latee," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee itu.


Dirinya pun bersyukur atas kehadiran KH Miftachul Akhyar ke Pesantren Annuqayah. Hal itu sebagai upaya untuk menyambung sanad keilmuan para santri dan Nahdliyin sampai ke Rasulullah melalui ulama-ulama yang santri.


"Kami butuh siraman dari Rais Aam PBNU tentang nilai-nilai Kesantrian, layaknya Ashabus Shuffah yang menjadi santrinya Rasulullah Saw," harapnya.


Pasca Ngaji Kesantrian, Rais Aam PBNU kemudian diberi cinderamata berupa buku berjudul ‘Sekelumit Biografi KH Abdullah Sajjad’ karya KH Abdul Basith Abdullah Sajjad. Buku tersebut diberikan oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta'lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sumenep sebagai pihak yang menerbitkannya.


Pengurus LTNNU Sumenep, Fahri Farghiz selaku penanggung jawab penerbitan buku tersebut menjelaskan, buku ini diterbitkan atas instruksi Ketua PCNU Sumenep KH A Pandji Taufiq, yang telah mendapat izin dari dzurriyah dan KH Abdul Basith sebagai penulis.


"Kami tidak mengubah tulisan buku, hanya memperbaiki sebagian sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PEUBI) dan memberi syakal di beberapa teks Arab yang tanpa syakal. Buku ini sengaja dicetak terbatas untuk diberikan kepada orang-orang tertentu," tutur alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo itu.


Madura Terbaru