• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Santri Diingatkan Pentingnya Menjaga Ruhul Jihad di Tengah Pandemi

Santri Diingatkan Pentingnya Menjaga Ruhul Jihad di Tengah Pandemi
Kiai Achmad Zubairi Karim menyampaikan orasi kebangsaan di Pesantren Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Sumenep. (Foto: NOJ/Habib)
Kiai Achmad Zubairi Karim menyampaikan orasi kebangsaan di Pesantren Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Sumenep. (Foto: NOJ/Habib)

Sumenep, NU Online Jatim

Hari Santri menjadi waktu bersejarah bagi banyak kalangan, utamanya warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Mengingat, pada 22 Oktober inilah resolusi jihad difatwakan oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari.

 

Menyikapi hal itu, banyak pesantren dan lembaga menggelar perayaan dalam rangka memeriahkan hari bersejarah tersebut. Seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Sumenep dengan menggelar orasi kebangsaan. Kegiatan yang cukup meriah tersebut menghadirkan Kiai Achmad Zubairi Karim yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Kamis (22/10/2020).

 

Acara yang dipusatkan halaman pesantren setempat ini dihadiri oleh komite sekolah, dewan guru dan seluruh siswa dan siswi dari tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga perguruan tinggi. Turut hadir pula jajaran pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bluto, di antaranya Ustadz Warri (katib), Ustadz Mosa (ketua), Ustadz Halil (bendahara), dan pengurus lain.

 

Dalam orasinya, Kiai Achmad Zubairi Karim menyampaikan, bahwa di hari santri menjadi kesempatan penting merenungi betapa pentingnya merefleksikan resolusi jihad di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang serba sulit.

 

"Hal ini sebagai upaya menghidupkan kembali ruhul jihad di dalam wadah perjuangan berjamiyah di tengah pandemi," ujarnya.

 

Disebutkan pula, bahwa ditetapkannya hari santri merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi besar kaum santri untuk bangsa. Karena bermula dari resolusi jihad inilah, semangat kaum santri untuk turut serta melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan digaungkan.

 

"Kiai dan santri punya andil yang cukup besar dalam mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan NKRI ini. Kita tidak boleh menafikan hal itu," urainya.

 

Sementara itu, Ketua MWCNU Bluto mengatakan bahwa kegiatan semacam ini harus terus dilakukan dan menjadi renungan kepada santri generasi milenial. Bahwa mereka untuk senantiasa berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama.

 

"Mengapa demikian? Karena muassis NU memiliki kontribusi yang jelas dan besar dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia ini," ujarnya kepada NU Online Jatim seusai acara.

 

Pria yang juga alumni Pesantren Nurul Islam ini juga menambahkan, bahwa orang yang telah menewaskan Jenderal Mallaby dalam tragedi 10 November itu bukan anggota TNI/Polri, melainkan santri.

 

"Oleh karena itu, kita pantas dan wajib memperingati hari santri ini. Bukan karena dorongan pemerintah atau permintaan siapa pun,  tapi dengan kesadaran kita bersama, khususnya pesantren dan warga NU. Kalau bukan kita, siapa lagi?," tandasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Madura Terbaru