Blitar, NU Online Jatim
Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) yang diperingati pada 17 Agustus memiliki makna tersendiri bagi berbagai kalangan, utamanya bagi para santri dan nahdliyin.
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar, Kiai Samsul Hadi menuturkan, momentum HUT ke-77 ini hendaknya santri dan nahdliyin dapat mengambil hikmah atas pandemi yang telah terlampaui.
“Jangan sampai terlena dengan perayaan kemerdekaan yang berlebihan sehingga menimbulkan mudharat untuk masyarakat,” tuturnya kepada NU Online Jatim, Rabu (17/08/2022)
Menurutnya, kemerdekaan merupakan wujud rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT. Oleh karena itu, nahdliyin harus mengisinya dengan hal-hal yang positif, dan semakin istiqamah dalam menyebarkan nilai-nilai ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyah.
“Sebab nikmat merayakan kemerdekaan yang Allah ambil saat pandemi kemarin sudah dikembalikan, sudah sewajarnya kita bersyukur dengan menebar kebaikan,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mahida Salam, Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar ini juga membeberkan makna kemerdekaan yang hendaknya diamalkan oleh para santri.
“Merdeka bagi santri dapat diwujudkan dengan kebebasan dalam berkreasi dan berinovasi,” terangnya.
Kiai Samsul menegaskan, peran santri saat ini tidak hanya mengaji saja tetapi juga mengambil peran dalam mengikuti perkembangan jaman. Selain itu, diharapkan para santri mampu berpikir kreatif, tidak bosan untuk meningkatkan kompetensinya demi kemajuan bangsa dan negara.
Sementara itu, Kiai Samsul mempunyai cara tersendiri dalam memperingati kemerdekaan yaitu dengan menciptakan puisi yang sarat akan makna. Ia berharap nahdliyin dan para santri benar-benar menanamkan nilai hubbul wathon minal iman.
Berikut puisi Kiai Samsul Hadi untuk memperingati kemerdekaan Indonesia :
BENDERAKU
Sang saka Merah putih melambai-lambai di angkasa bumi Pertiwi
Merah adalah darah dan putih adalah tulang belulang para pejuang
Wahai... kamu...kamu... dan kamu... Ingatkah kamu ?
Tangisan anak ditinggal mati bapaknya
Jeritan histeris janda muda yang suaminya hilang ditelan ganasnya perang
Ribuan jasad bergelimpangan.
T'lah menjadi tumbal
Demi tegaknya sang saka merah putih
Lalu siapakah kamu ?
Hormat bendera kamu katakan musyrik
memasang lambang negara kamu katakan menyembah berhala.
Menjaga kedaulatan negara kamu katakan pembangkang agama.
Tahukah kamu ?
Bahwa hormat bendera adalah bentuk ungkapan rasa cinta, kesetiaan dan semangat menjaga tanah tumpah darah ini.
Penghormatan terhadapnya bukan karena zat bendera itu, tetapi lebih pada mengenang mereka yang berkorban untuk kedaulatan tanah air ini
Bangkit..... bangkitlah wahai putra putri negeri ini,
Jangan biarkan mereka mencabik-cabik harga diri NKRI
Pertahankan agar Sang Saka merah putih tetap berkibar dan tegak berdiri
Jangan biarkan tetesan air mata, keringat dan darah nenek moyang kita berhamburan terbawa angin kepalsuan dan ketamakan.