Madura

Sekretaris NU Sumenep: Pentingnya Perencanaan Program dalam Organisasi

Senin, 2 September 2024 | 09:00 WIB

Sekretaris NU Sumenep: Pentingnya Perencanaan Program dalam Organisasi

Suasana lokakarya pra konferensi MWCNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/dokumen TVNU Pragaan)

Sumenep, NU Online Jatim

Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Zainul Hasan mengatakan, perencanaan dalam sebuah organisasi adalah rencana kerja yang dirancang dan disepakati bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.


Sementara tujuan lokakarya ini adalah membantu pencapaian visi, misi dan tujuan suatu organisasi, membantu menjawab kebutuhan organisasi, membantu organisasi bekerja lebih sistematis dan
terstruktur.


Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi fasilitator Lokakarya Pra Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep di aula setempat, Ahad (01/09/2024).


Dalam konsep klasik manajemen, perencanaan (planning) berada pada urutan pertama, sebelum kegiatan lainnya, organizing, actuating dan controlling. “Fenomena yang menyatakan tidak perlu perencanaan, itu bukanlah di sebuah organisasi yang memiliki sistem, tetapi di kerumunan orang atau di tempat-tempat umum,” terangnya.


Menurutnya, yang lumrah dipakai dalam metode perencanaan adalah SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound
). Alur perencanaan ini tidak lepas dari membentuk isu strategis, program dan kegiatan.


Menjadi pengurus NU, sambungnya, harus mengetahui visi NU, yaitu menjadi Jam'iyah Diniyah Islamiyah Ijtima’iyah yang memperjuangkan tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) an-Nahdliyah, mewujudkan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, kesejahteraan, keadilan dan kemandirian khususnya warga NU.


“Serta terciptanya rahmat bagi semesta dalam wadah Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkapnya.


Selain itu, tanggung jawab pengurus NU terdiri dari 3. Pertama tanggung jawab diniyah, yakni memasifkan Aswaja An-Nahdliyah. Kedua ijtimaiyah, yakni kemaslahatan, kesejahteraan, keadilan, dan kemandirian. Ketiga wathaniyah, yakni kemajuan bangsa, rahmat bagi semesta dan mengawal NKRI.
Adapun misi NU adalah mengembangkan gerakan penyebaran Islam Aswaja an Nahdliyah untuk mewujudkan umat yang memiliki karakter tawassuth (moderat), tawazun (simbang), i’tidal (tegak lurus) dan tasamuh (Toleran).


“Mengembangkan beragam khidmah bagi jama’ah NU adalah meningkatkan kualitas SDM NU dan kesejahteraannya, serta untuk kemandirian jam’iyah NU,” paparnya.


Acara dilanjutkan dengan penentuan isu strategis. Berdasarkan kata kunci yang telah ditetapkan oleh fasilitator, yaitu kelembagaan, kesehatan, keagamaan, kemandirian ekonomi, jaringan/network, kaderisasi, kemaslahatan keluarga, layanan hukum, lingkungan hidup, pendidikan. Disepakatilah isu strategis oleh musyawirin.


Lebih lanjut, penguatan ideologi dan kaderisasi, penguatan kelembagaan dan jaringan, penguatan ekonomi dan kemandirian, peningkatan pelayanan kesehatan dan kemaslahatan keluarga, peningkatan kualitas SDM, pendidikan, dan layanan hukum, pelestarian lingkungan hidup adalah isu strategis pengurus MWCNU.


“Isu strategis ini akan dibahas dalam konferensi, dan nantinya akan membuahkan rancangan program kerja yang kelak akan direalisasikan oleh pengurus terpilih,” tandasnya.