• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

Ulama NU dan Umara di Sumenep Sikapi Karnaval Haflah Imtihan, Ini Hasil Musyawarahnya

Ulama NU dan Umara di Sumenep Sikapi Karnaval Haflah Imtihan, Ini Hasil Musyawarahnya
Suasana musyawarah di kantor MWCNU Guluk-Guluk. (Foto: NOJ/Firdausi)
Suasana musyawarah di kantor MWCNU Guluk-Guluk. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Guluk-Guluk, Sumenep mempertemukan para ulama dan umara guna menyikapi keresahan warga tentang karnaval yang lumrah dihelat saat haflah imtihan di beberapa Lembaga Pendidikan Islam (LPI), Ahad (11/06/2023) di kantor setempat.

 

Ketua MWCNU Guluk-Guluk, KH Md Widadi Rahim menjelaskan, pihaknya hanya memfasilitasi antara ulama dan umara guna menyikapi fenomena karnaval yang marak dihelat oleh LPI di akhir tahun pelajaran.

 

"Sebenarnya kami menampung keluhan warga yang menyatakan bahwa akhir-akhir ini pendidikan seolah-olah dirasuki oleh beberapa hal yang tidak ada kaitan dengan esensinya," ujarnya kepada NU Online Jatim.

 

Menyikapi hal tersebut, ia bersama pengurus sepakat untuk mempertemukan ulama dan umara guna mencari solusi terbaik yang memberi dampak positif kepada masyarakat luas.

 

"Dar'ul mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih. Menghindari kerusakan didahulukan daripada melakukan kebaikan," ungkapnya sembari menyitir kaidah fiqih.

 

Berdasarkan hasil musyawarah dan silaturrahim antara ulama dan umara, pelaksaan Haflatul Imtihan harus berbanding lurus dengan pendidikan Islam.

 
  1. Mayoritas masyayikh dan umara sepakat meniadakan karnaval.
  2. Karnaval tetap bisa dilaksanakan dengan syarat tidak mengandung unsur-unsur kemaksiatan, seperti adanya biduan wanita, dan sejenisnya.
  3. Karnaval tidak menimbulkan macetnya lalu lintas atau tidak mengganggu pengguna jalan yang lainnya.
  4. Tidak mengandung Isrof (berlebih-lebihan)
  5. Perayaan Haflatul Imtihan harus ada koordinasi (pemberitahuan) dengan umara, yakni Forkopimka, Akd dan Kepala Desa.
  6. Menindak lanjuti pertemuan dengan melibatkan stakeholder yang ada di Kabupaten Sumenep, yang diprakarsai oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep.
  7. Mendesak Kementerian Agama (Kemenag) setempat agar melakukan pembinaan kepada madrasah bahkan memberi sanksi apabila melanggar ketentuan di atas.


Madura Terbaru