• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Wabup Sumenep Sebut Pesantren Pusat Ilmu Bela Diri

Wabup Sumenep Sebut Pesantren Pusat Ilmu Bela Diri
Wakil Bupati Sumenep, Nyai Hj Dewi Khalifah. (Foto: NOJ/ Firdausi)
Wakil Bupati Sumenep, Nyai Hj Dewi Khalifah. (Foto: NOJ/ Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Wakil Bupati Sumenep, Nyai Hj Dewi Khalifah mengatakan, bahwa secara histori sejak zaman dulu pesantren merupakan pusat kegiatan ilmu bela diri. Para kiai di seluruh pesantren terkadang merangkap sebagai ahli pencak silat, khususnya ilmu tenaga dalam yang dipadu dengan bela diri.

 

“Merangkapnya kiai sebagai pendekar pencak silat sehingga tumbuh berbagai perguruan pencak silat dengan segala keanekaragamannya,” ujarnya saat sambutan dalam pelantikan Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Sumenep. Kegiatan digelar di aula Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep, Ahad (23/01/2022).

 

Ia menyebutkan, pencak silat merupakan olahraga seni bela diri asli Indonesia yang mendunia. Olahraga ini sudah ada di masa kerajaan Nusantara. Lahir dalam kebutuhan untuk membela diri, sedangkan di bidang olahraga pencak silat merupakan gerakan berpola untuk mendukung daya tahan dan kesehatan tubuh manusia.

 

“Gerakan yang terpola adalah seni. Ada unsur keindahan di dalamnya, seni berhubungan erat dengan estetika, keindahan dan kehalusan rasa,” ungkap Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Sumenep itu.

 

Tak hanya itu, pencak silat merupakan interaksi sosial dengan bentuk komunikasi yang baik dengan mematuhi norma sosial, saling menghargai, menghormati, dan menempatkannya dalam posisi terhormat di tengah-tengah masyarakat.

 

“Tentu saja hal ini interaksi sosial yang positif, tidak seperti yang terjadi di beberapa daerah Jawa Timur, yang mana interaksi sosialnya berdampak buruk. Yakni, terjadinya tawuran antar perguruan silat,” terangnya.

 

Mantan Ketua PC Fatayat NU Sumenep itu menegaskan, konsepsi mempertahankan diri dalam pencak silat, baru akan mucnul ketika merasa terancam. Jadi, bukan berarti menguasai seni bela diri merasa lebih kuat daripada yang lain dan mempergunakan ilmunya dengan sembarangan.

 

“Tentunya kita berharap mudah-mudahan ini menjadi tugas bersama bagaimana pencak silat bisa terus tumbuh dan berkembang di zaman modern ini, khususnya di kalangan generasi muda,” harapnya.

 

Berkaitan dengan hal tersebut, ia berharap Pagar Nusa menjaga marwah NU sebagai gerakan Ahlussunnah wal Jamaah dengan mewarnai kegiatan-kegiatan positif yang bernuansa jamiyah Nahdlatul Ulama.

 

“Kami berharap pada kepengurusan yang baru dilantik, dapat meningkatkan kualitas dan kemajuan perguruan pencak silat, terutama dalam membina atlet pencak silat dan mengukir prestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, dan internasional,” ucapnya.

 

Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, ia mengucapkan selamat dan sukses kepada Pagar Nusa yang baru saja dilantik. Ia berharap, di kepemimpinan saat dapat mengemban amanah sebaik-baiknya.

  

“Kita semua pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Mudah-mudahan kepemimpinan di periode kali ini bisa memberikan kebaikan dan manfaat seluas-luasnya pada masyarakat,” tandasnya.


Madura Terbaru