• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Madura

Wakil Ketua NU Jatim Ajak Santri Memperkuat Sanad Keilmuan

Wakil Ketua NU Jatim Ajak Santri Memperkuat Sanad Keilmuan
KH Abd A'la Basyir, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ/ Firdausi).
KH Abd A'la Basyir, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

KH Abd A’la Basyir, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengajak pada santri untuk memperkuat keyakinan mengikuti ulama. Hal ini disampaikan Kiai A’la saat mengisi pengajian bulanan kitab Minhajul Abidin yang ditayangkan secara live di kanal YouTube TVNU Sumenep, Sabtu (30/10).

 

“Santri harus memiliki sanad keilmuan yang jelas. Tak cukup dengan Al-Qur'an dan sunnah saja. Karena kita tahu shalatnya Nabi dari ulama. Perlu diketahui, Asbabun Nuzulnya Al-Qur'an saja dikarang oleh ulama. Masihkah kita meragukan ulama?,” katanya disela-sela acara yang dilaksanakan di mushala Rayon KH Ahmad Basyir, Pondok Pesantren Annuqayah Latee Guluk-Guluk, Sumenep tersebut.

 

Dalam kesempatan itu, Kiai A’la juga menjelaskan, Allah SWT akan melindungi kebaikan hambanya dan beberapa bahaya yang akan menimpa bagi mereka yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.

 

Bukan hanya itu, ia juga mengingatkan, saat penyerahan diri, seseorang akan menghadapi bahaya, yaitu keraguan.

 

“Misalnya seseorang memiliki keinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan di lingkungan preman, maka itu bukan pemasrahan. Sebab kita nanti berikhtiar untuk menghadapi beberapa tantangan,” ungkapnya.

 

Selain itu, seumpama membawa kerusakan atau tidak ada kebaikan, maka diserahkan pada Allah SWT.

 

“Jika seseorang kurang sehat atau sakit, kemudian dokter memperbolehkan berpuasa dan menyarankan mengontrol makanan. Orang tersebut harus pasrah kepada Allah selama tidak mengerjakan pantangannya,” ujar mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
(UINSA) Surabaya itu.

 

Kiai A’la menegaskan, tidak mungkin seseorang itu tidak selamat selama imannya kuat, istiqamah mengerjakan hal-hal yang sunnah, memasrahkan sepenuhnya pada Allah.

 

 

“Jika kita menolong orang yang ada di dalam kobaran api, maka kita pasrahkan kepada Allah. Bahkan kita bisa meninggalkan kewajibannya,” tutur Dewan masyaikh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu.


Editor:

Madura Terbaru