Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Sumenep, menggelar wisuda ke-XXIII yang dipusatkan di Aula Asy-Syarqawi, komplek Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Rabu (27/10). Pelaksanaan wisuda terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama untuk putra, kedua wisuda untuk putri.
Lukmanul Hakim selaku kader Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lembung Barat, Lenteng, Sumenep, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik tingkat Institut. Ia berhasil mengungguli yang lain dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84.
Lukman merupakan tipikal aktivis mahasiswa yang cerdas. Sejak sekolah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA), ia kerap memperoleh predikat rangking satu. Bahkan, menjadi siswa terbaik dan berprestasi saat mengenyam pendidikan di MA 1 Annuqayah Guluk-Guluk. Dari itu, ia mendapatkan beasiswa istimewa dari Instika guna melanjutkan studi S-1.
Selain prestasi akademik, ia juga memiliki ragam prestasi non-akademik. Di antaranya ialah juara 1 baca kitab kuning di MTs Nurul Yaqin, juara 1 baca kitab di Olimpiade MA 1 Annuqayah, dan juara 1 baca kitab kuning di Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa.
Lukman merupakan seorang organisatoris sejati. Pengalaman organisasinya mulai ditempa sejak menjadi Ketua OSIS di MTs Nurul Yaqin, Lembung Barat. Kemudian berlanjut menjadi Wakil Ketua Persatuan Santri Lenteng (Persal) di Pondok Pesantren Annuqayah, dan Ketua Himpunan Siswa Jurusan (HSJ) di MA 1 Annuqayah.
Selain itu, sebagai Sekretaris Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Lembung Barat, Sekretaris Lajnah Falakiyah Annuqayah, Kepala Perpustakaan MA 1 Annuqayah, dan terakhir tercatat sebagai Staf Biro Informasi dan Dokumentasi (Infoku) Pondok Pesantren Annuqayah.
Lukman mengatakan, sampai kapanpun proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Sejauh apa seseorang berproses, maka setinggi itu pula hasil yang akan dicapai.
"Segala hal yang tidak didapatkan di dunia kampus, maka saya dapatkan di dunia organisasi. Belajar di kampus, dan mendiskusikannya di organisasi," ujarnya saat dihubungi NU Online Jatim, Kamis (28/10).
Ia menambahkan, menjadi lulusan terbaik bukan berarti harus merasa puas. Justru ada tanggung jawab besar yang harus dibuktikan dengan perilaku di masyarakat. Karena manusia yang baik adalah mereka yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun mampu melebur dan bermanfaat bagi orang lain.
“Menjadi orang yang bermanfaat tidak cukup hanya dengan berdiam diri. Semangat dan giat adalah hal yang perlu dimiliki,” ungkapnya.
Ia menuturkan, tempaan hidup yang demikian selain dari dunia akademik, juga banyak diperoleh saat aktif di komunitas atau organisasi, khususnya GP Ansor.
"Mengabdi dan berkhidmat untuk NU itu barakah. Jadi, jangan tanggung-tanggung jika benar-benar ingin menjadi kader NU," tegasnya.
Terpopuler
1
Peringati 10 Muharram, Unisma Santuni 1.500 Anak Yatim dan Dhuafa
2
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
3
Pesantren Denanyar Jombang Juga Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg
4
Festival Yatim 2025, LAZISNU Sidoarjo Distribusikan Ratusan Juta untuk 1000 Anak
5
Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru
6
Susunan Lengkap Pengurus Idarah Aliyah JATMAN Masa Khidmat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua