• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Madura

Wakil Ketua PWNU Jatim Ajak Massifkan Panca Harakah Jam'iyah

Wakil Ketua PWNU Jatim Ajak Massifkan Panca Harakah Jam'iyah
KH A Jazuli Nur beri sambutan. (Foto: NOJ/Firdausi)
KH A Jazuli Nur beri sambutan. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

KH A Jazuli Nur, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menjelaskan panca harakah yang harus diwujudkan oleh pengurus NU di semua tingkatan. 

 

Pernyataan itu disampaikan di acara Musyawarah Kerja (Muskercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep dengan tajuk ‘Konsolidasi Jam’iyah dan Jamaah untuk Memperkuat Ranting NU’, Ahad (19/06/2022) di Pondok Pesantren Tarate Selatan (Taretan) Pandian, Kota, Sumenep.

 

“Pertama, gerakan kaderisasi dan pendataan. Di Sumenep, Pendidikan Kader Pengerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) dan pendataan sangat luar biasa dan diaktuliasasikan dengan 1 Abad NU oleh pengurus,” ujarnya saat memberi sambutan.

 

Kedua, gerakan pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan data, masyarakat Madura unggul di bidang pendidikan. Terbukti, yang duduk di kursi pemerintahan dan kuat di bidang ekonominya adalah orang Sumenep. Potensi yang dimilikinya sangat berkelas.

 

“Oleh karenanya, jangan ada anak yang sekolah di luar milik NU. Karena NU punya program sekolah berkualitas dan unggulan. Setiap kabupaten harus ada sekolah Ma’arif NU yang memiliki keunggulan. Tidak ada alasan untuk tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah milik NU atau milik tokoh NU. Haram jamiyah hukumnya,” sitir dawuh KH Marzuki Mustamar.

 

Gerakan yang ketiga adalah ekonomi dan kemandirian. Kiai Jazuli menilai bahwa, PCNU Sumenep telah memulainya. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah program kemandiriannya. Sebagaimana dikatakan oleh KH Yahya Cholil Staquf, NU harus keluar dari era proposal ke era mandiri.

 

“Bagaimana orang lain meminta proposal ke NU. Problem desa ekstrem yang ada di Sumenep harus dibuat kampung zakat terpadu dengan gerakan Koin NU. Pasalnya, warga Madura banyak merantau. Mintalah pada mereka yang kaya untuk menjadi donatur tetap. Hal terpenting, kemandirian ini melalui kerjasama dengan 23 MWCNU lainnya, Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dan stakeholder yang bergerak di bidang sosial,” imbaunya.

 

Gerakan yang keempat adalah kesejahteraan dan kesehatan. Yang menjadi target adalah mendirikan rumah sakit NU walaupun 40 persen saat ini. Sedangkan yang kelima adalah gerakan literasi dakwah. Artinya, pemahaman tentang visi-misi NU menjadi mandat peradaban. 

 

"Berhubung kita hidup di dunia global, yang paling kita rawat adalah anak milenial. Karena mereka banyak berhubungan dengan teknologi informasi. Jika tidak ditata, kita kalah cepat,” harapnya.


Madura Terbaru