• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Malang Raya

Bukan Hanya Kreatif, Pelajar NU Kota Batu Diingatkan Pentingnya Sanad Berpikir

Bukan Hanya Kreatif, Pelajar NU Kota Batu Diingatkan Pentingnya Sanad Berpikir
Gus Yasin menjadi salah satu pembicara dalam Talk Show yang diadakan PC IPNU IPPNU Kota Batu. (Foto: NOJ/ Zaiyana Nur Ashfiya)
Gus Yasin menjadi salah satu pembicara dalam Talk Show yang diadakan PC IPNU IPPNU Kota Batu. (Foto: NOJ/ Zaiyana Nur Ashfiya)

Batu, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Batu menggelar Talk Show bertajuk Peran Nahdlatul Ulama di Era Gen Z pada Ahad (01/10/2023) di Hall Instalasi Perikanan Budidaya Punten, Kota Batu.

 

Gus Fathul Yasin yang menjadi salah satu pembicara dalam kesempatan tersebut mengingatkan pentingnya sanad dalam alur berpikir kepada kader pelajar NU Batu yang hadir.

 

Sanad keilmuan, sanad dalam alur berpikir merupakan ciri khas dari Nahdlatul Ulama, disadari atau tidak dalam aktivitas sehari-hari pun kita membutuhkannya.

 

“Misalnya makan dengan tangan kanan, masuk kamar mandi kaki kiri lebih dulu, masuk pasar kaki kiri dulu, itu semua sudah diatur agama. Maka dari itu sanad ini harus dimasukkan dalam hati agar tidak jadi kaum yang sok liberal,” jelasnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Kanzun Najah tersebut juga mengingatkan, menjaga sanad dalam berpikir menjadi salah satu kontrol ketika hendak mengambil keputusan penting.

 

“Dulu kalau orang mau melanjutkan sekolah anaknya itu istikharah, karena sanadnya itu istikharah. Kalau tidak mampu istikharah maka tanya kepada gurunya, tanya pada kiainya,” terang Gus Yasin.

 

Namun, untuk hal-hal yang sifatnya ijtihad Gus Yasin mengajak pelajar NU Kota Batu untuk tetap kreatif dalam berpikir, apalagi memasuki era yang semuanya serba menggunakan data dan kajian riset.

 

Ijtihad sudah ada dan dicontohkan oleh ulama terdahulu, seperti penentuan mengapa ada anak perempuan yang mengalami haid pada usia 9 tahun ada yang kurang dari itu, usia baligh rata-rata 12 tahun, tapi ada yang usia 11 bahkan 15 tahun, itu semua berdasarkan riset dan ijtihad ulama terdahulu.

 

“Jangan dikira riset itu hanya hari-hari ini. Ulama sejak dulu juga sudah melakukan istinbath yang merupakan pola penggalian hukum berdasarkan Al Quran dan Sunnah untuk menentukan hukum tertentu,” tambah Gus Yasin.

 

Lebih lanjut Gus Yasin menekankan, menjadi pelajar yang mampu berperan di era Gen Z tidak hanya membutuhkan kreativitas dan kecerdasan akademik, tetapi juga kekuatan iman kepada Allah SWT, kecerdasan intelektual dan spiritial harus seimbang.

 

“Sepandai apapun seseorang kalau tidak punya akhlak baik, syariat yang baik maka kontribusi apa yang akan diberikan untuk agama. Demikian juga sebaliknya, sebaik apapun akidah dan syariahnya kalau tidak ahli dan tidak mengerti konteks yang hari ini ada juga akan gagal berperan,” pungkas Gus Yasin.


Malang Raya Terbaru